Bagi beberapa orang, mengajar dipilih sebagai profesi tetap. Namun bagi sebagian lainnya, mengajar dilakukan sebagai kegiatan sampingan atau karena mengajar merupakan hobi. Apapun alasannya, mengajar tetap merupakan pekerjaan yang mulia. Seseorang yang memilih untuk mengajar artinya dia sedang berusaha untuk membagikan sesuatu kepada orang lain, dalam hal ini tentu ilmu. Bukan hanya sekadar berbagi ilmu, seseorang yang mengajar sebenarnya juga tengah belajar dalam waktu yang bersamaan. Seseorang yang memutuskan untuk mengajar biasanya akan terus memperbaharui ilmu yang dimiliki agar bisa terus disebarluaskan pada sekitar.
Selain mendapat tambahan ilmu, seseorang yang mengajar juga bisa mendapatkan hal-hal positif lain yang mungkin kurang disadari. Apa saja? Yuk simak informasinya!
Saat mengajar, seorang pengajar tidak hanya menyampaikan materi kepada murid saja. Lebih dari itu, dalam waktu yang bersamaan pengajar juga tengah melakukan analisa terhadap murid yang diajar, seperti menganalisa kemampuan akademis, sikap, dan minat. Hal-hal seperti ini merupakan hal yang penting sebab jika pengajar mampu menganalisa dengan cepat, maka solusi juga bisa diberikan dengan cepat dan tepat pula.
Setelah mengajar, biasanya pengajar tidak langsung beristirahat. Ada beberapa hal lain yang masih perlu dikerjakan seperti memeriksa hasil latihan soal/ujian murid dan menyiapkan materi pelajaran untuk bahan mengajar yang akan datang. Untuk bisa menyelesaikan hal-hal tersebut dengan baik dan tepat waktu, pengajar mau tidak mau harus membuat jadwal kegiatan. Dari hal ini, pengajar akan terbiasa untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan kebutuhan personal, seperti kesehatan dan aktivitas pribadi lainnya.
Sering ditemui bahwa pengajar menginginkan muridnya untuk konsisten dan selalu menepati janji. Namun hal tersebut tentu tidak bisa terjadi begitu saja jika pengajar tidak memberi contoh terlebih dahulu. Oleh karena itu, pengajar juga diharapkan mampu konsisten baik secara perkataan maupun perbuatan agar murid bisa mencontoh perilaku tersebut. Selain itu pengajar juga diharapkan mampu menepati setiap janji yang diucapkan. Misalnya jika pada sebuah ulangan atau ujian pengajar menjanjikan suatu “hadiah” kepada murid yang mendapat nilai baik, maka hal tersebut harus ditepati.
Sebagai seorang pengajar, kita dituntut untuk meyakinkan murid bahwa kita benar-benar bisa mengajar dengan baik dan penjelasan yang diberikan mudah dimengerti oleh murid. Dengan mengasah kemampuan tersebut, nantinya di kehidupan bermasyarakat orang-orang juga akan lebih mudah menaruh kepercayaan kepada diri kita.
Meski mengajar dianggap sebagai suatu hal yang menyenangkan, namun pada beberapa kesempatan seorang pengajar juga bisa merasa jenuh dan bosan. Namun di titik itu kita bisa mengembalikan kembali energi positif dengan mengingat betapa senangnya ketika mengetahui murid berhasil memahami suatu materi atau konsep tertentu berkat kita. Selain itu mendengar murid mengucapkan terima kasih kepada kita akan membuat semangat mengajar kembali dengan sendirinya. Jadi, meski jenuh dan bosan, kita bisa melihat sudut pandang lain yang bisa membuat kita bahagia atas apa yang kita kerjakan.
Nah, itulah tadi 5 hal yang bisa menjadi bahan bakar energi positif bagi seorang pengajar. Jadi jangan langsung berkecil hati saat lelah menghampiri, karena pada dasarnya, meski perlahan banyak hal-hal positif yang bisa membentuk diri kita tanpa kita sadari. Jangan lelah melakukan kebaikan dan jangan lupa bersyukur atas apa yang kita dapatkan.