Belajar bukan hanya tentang bagaimana seseorang mampu menerima suatu materi dan memahaminya. Kegiatan belajar juga erat kaitannya dengan psikologi belajar sehingga dalam pelaksanaannya, guru atau pengajar juga perlu untuk melibatkan psikologi di dalamnya. Hal ini juga mengingat bahwa waktu belajar yang diperlukan seseorang secara formal adalah 9 tahun, di mana waktu tersebut bukanlah waktu yang sebentar.
Melibatkan pengetahuan psikologi dalam proses pembelajaran juga membantu siswa dan guru dalam menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Dari beberapa uraian tersebut, apakah sudah bisa dipahami terkait apa itu psikologi belajar sehingga keberadaannya menjadi penting? Jika belum, yuk baca artikel ini sampai habis.
Secara bahasa, ‘psikologi’ berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘psyche’ yang berarti “jiwa” dan kata ‘logos’ yang berarti ‘ilmu’ (Mangal). Dua kata tersebut bila digabung menjadi ilmu jiwa, sehingga psikologi kerap diterjemahkan sebagai ‘ilmu jiwa’.
Sedangkan menurut beberapa ahli, psikologi belajar memiliki beberapa pengertian yang berbeda, antara lain:
Merujuk dari beberapa pengertian di atas, maka psikologi belajar dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip perilaku manusia dalam penerapannya bagi belajar dan pembelajaran. Psikologi belajar memberikan kesempatan kepada guru untuk mengetahui kondisi kejiwaan atau psikologis siswanya, sehingga guru bisa mengetahui kapan siswa-siswanya memahami sebuah materi atau kapan mereka justru kosong dan tidak fokus terhadap apa yang tengah disampaikan.
Terdapat beberapa metode dalam psikologi belajar yang perlu diketahui, di antaranya:
Metode ini digunakan untuk menyelidiki karakter atau respon siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan metode ini kita bisa mengetahui mana siswa yang memunculkan reaksi terganggu proses belajar yang memerlukan waktu lama.
Metode klinis juga bisa membantu memecahkan masalah tertentu yang kerap terjadi dalam kegiatan pembelajaran, seperti:
Sesuai dengan namanya, metode ini memberikan kesempatan kepada guru untuk mengajukan pertanyaan kepada siswa terkait topik psikologi, sosial, dan pendidikan. Pertanyaan yang diajukan bertujuan untuk mengetahui perasaan yang dirasakan siswa selama kegiatan pembelajaran.
Hasil jawaban siswa nantinya dapat membantu guru dalam menemukan dan memecahkan masalah yang menyebabkan kegiatan belajar berjalan kurang efektif. Metode kuesioner ini juga biasanya dilakukan tanpa meminta identitas pengisinya, sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan yang ada dengan bebas dan lugas.
Metode ini digunakan saat guru ingin melakukan pengamatan kepada siswanya terkait aspek psikologi. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui reaksi siswa dalam menghadapi materi pembelajaran tertentu, pada waktu atau momen tertentu, dan dalam jangka waktu tertentu juga.
Hasil pengamatan yang dilakukan selanjutnya bisa dijadikan data yang mampu memberi jawaban atas beberapa hal, seperti:
Metode studi kasus merupakan proses menyusun catatan mengenai pengalaman, masalah yang pernah dihadapi, fakta umum yang relevan, sejarah pendidikan sebelumnya dari siswa. Metode ini juga melibatkan kegiatan pengamatan hingga proses pengumpulan data sebelum akhirnya ditarik kesimpulan. Hanya saja hasil pengamatan tidak hanya berisi tentang reaksi yang bisa terlihat oleh mata saja, melainkan juga melihat latar belakang dari siswa yang menjadi sasaran pengamatan. Misalnya mengenai kondisi ekonomi keluarga, peristiwa yang pernah dialami di masa lalu, bagaimana prestasi akademik sebelumnya, dan lain sebagainya.
Mempelajari psikologi belajar untuk diterapkan saat proses pembelajaran tentu bukan tanpa alasan. Berikut merupakan manfaat mengapa guru atau pengajar perlu mempelajari psikologi belajar.
Demikian informasi terkait psikologi belajar yang mungkin bisa menambah pengetahuan kita semua. Semoga setelah ini, kita sebagai guru atau pengajar, perlu mempelajari psikologi belajar ini agar dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang lebih efektif.