Siapa yang tidak mengenal e-learning? Sebuah aplikasi belajar yang semakin naik daun sejak pandami covid-19. Keadaan yang tidak memungkinkan pelaksanaan pembelajaran secara offline, menyebabkan banyak sekolah mencari alternatif untuk tetap bisa menjalankan pembelajaran meski harus beralih secara online.
Salah satu upayanya adalah mencari aplikasi e-learning. Aplikasi e-learning ini adalah salah satu bentuk perkembangan teknologi yang membantu dunia pendidikan. Keberadaannya memudahkan guru dan siswa untuk tetap bisa tetap menjalankan proses belajar meski berada di mana saja dan kapan saja.
Lalu apa saja aplikasi e-learning terbaik yang bisa digunakan sekolah untuk mengakomodir proses pembelajaran? Berikut adalah daftarnya.
Google Classroom merupakan salah satu platform yang diinisiasi oleh Google sebagai platform belajar. Aplikasi ini banyak sekali digunakan pada pembelajaran daring oleh hampir seluruh sekolah bahkan tingkat universitas. Aplikasi yang resmi dirilis pada 6 Mei 2014 ini dapat digunakan secara gratis sehingga banyak pihak yang tertarik menggunakannya.
Aplikasi Google Classroom juga terintegrasi dengan layanan G-Suite lainnya seperti Google Sheet, Google Docs, dan Google Drive secara bersamaan. Untuk dapat menggunakan aplikasi ini, siswa dan guru terlebih dulu harus memiliki akun Gmail. Tersedia fitur Create Class untuk membuat kelas. Setelahnya guru bisa membuat berbagai jenis tugas, kuis, dan materi untuk disampaikan kepada siswa.
Aplikasi e-learning berikutnya adalah Schoology. Schoology adalah solusi sistem manajemen pembelajaran (LMS) yang dirancang untuk kolaborasi antara semua jenis pelajar dan instruktur. Schoology membantu guru dan siswa dalam berbagi informasi yang terkait dengan kegiatan belajar layaknya pembelajaran offline. Tersedia juga fitur yang bisa digunakan untuk memberikan penilaian yaitu Learning Tools Interoperability (LTI).
Selain itu Schoology menawarkan fitur yang memudahkan interaksi antarsiswa, pembelajaran mandiri yang bisa dilakukan di mana dan kapan saja. Schoology dapat digunakan pada perangkat Android dan IOS secara gratis.
Edmodo adalah salah satu aplikasi e-learning yang berbasis media sosial. Aplikasi yang didirikan oleh Nic Borg dan Jeff O’hara ini memungkinkan guru, siswa, hingga orang tua untuk bisa berinteraksi selama proses pembelajaran.
Dengan Edmodo, guru dapat memberikan materi dan penugasan sekaligus melakukan survei atas pembelajaran yang telah dilakukan. Untuk bisa melakukan pembelajaran dengan Edmodo, guru terlebih dulu harus melakukan pendaftaran dan memiliki akun di beberapa aplikasi seperti Outlook, Google, maupun Facebook serta mengisi data diri. Sedangkan untuk siswa dan orang tua hanya perlu mengisi nama, password, dan kode kelas yang telah diberikan guru.
Moodle atau Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment adalah software manajemen pembelajaran berbasis CMS atau Course Management System. Dalam penggunaannya, Moodle menggunakan teknologi yang bisa menyesuaikan kebutuhan belajar siswa, sehingga dalam proses pembelajaran, guru hanya berperan sebagai fasilitator yang menyediakan sumber belajar dengan aplikasi ini.
Agar dapat menggunakan Moodle sebagai aplikasi e-learning, sekolah atau guru bisa menggunakan paket web hosting yang dirancang khusus untuk menjalankan web e-learning berbasis CMS Moodle. Harga yang ditawarkan bervariasi untuk setiap paket mulai dari Rp 250.000 hingga Rp 1.600.000. Fitur yang ditawarkan Moodle antara lain Assignment submission, Forum diskusi, Unduh arsip, Chat, Kalender online, Berita, Kuis online, dan Wiki.
Aplikasi Ujione, awalnya dikembangkan sebagai aplikasi ujian ataupun hal-hal yang berkaitan dengan penilaian, seperti pemberian tugas, kuis, ulangan, dan sebagainya. Namun seiring dengan perkembangannya, aplikasi ini melebarkan sayapnya untuk bisa digunakan sebagai aplikasi belajar. Dengan berbasis cloud pertama di Indonesia, Ujione bisa dijalankan dengan mudah tanpa perlu menyewa atau membeli server sendiri. Selain itu Ujione juga bisa digunakan oleh semua jenjang pendidikan hingga perguruan tinggi.
Fitur yang ditawarkan Ujione antara lain pemberian materi yang bisa diunggah dan diakses dalam bentuk dokumen, gambar, audio, hingga visual. Ujione juga memungkinkan guru dan siswa melaksanakan teleconference dalam pembelajaran. Selain itu, tersedia juga fitur untuk pelaksanaan ujian yang tentunya menjadi andalan Ujione. Untuk bisa menggunakan aplikasi ini, hanya diperlukan biaya Rp500,00/siswa selama satu bulan. Sebelum menggunakan layanan berbayar, Ujione bisa dicoba secara gratis terlebih dulu selama 60 hari.
Sevima Edlink adalah aplikasi e-learning yang ditujukan khusus bagi mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Hingga saat ini Sevima EdLink sudah digunakan oleh lebih dari 150.000 mahasiswa dari 270 perguruan tinggi dan 7000 dosen. Fitur yang disediakan aplikasi e-learning ini di antaranya video meeting, presensi mahasiswa, notifikasi dan pengaturan jadwal perkuliahan, kuis interaktif, rekap kegiatan perkuliahan, serta penilaian.
Untuk mendapatkan paket pengaturan mata kuliah, data staf pengajar/dosen, administrasi fakultas/jurusan, serta rekap penilaian secara online, pihak pengajar bisa berlangganan paket dengan harga sekitar Rp 5.000.000-18.000.000/bulan.
Aplikasi e-learning selanjutnya yang bisa digunakan untuk proses pembelajaran adalah Quipper. Tersedia fitur Quipper School yang bisa digunakan guru untuk memberikan materi, tugas, serta penilaian langsung kepada siswa. Quipper juga menyediakan ribuan video yang bisa diakses siwa jika ingin melaksanakan pembelajaran secara mandiri. Jika Quipper School dapat diakses secara gratis, maka Quipper Video memerlukan biaya untuk mengaksesnya, yaitu sebesar Rp890.000/tahun.
Demikian adalah 7 rekomendasi aplikasi e-learning yang bisa dijadikan alternatif untuk menjalankan proses pembelajaran secara online. Meski saat ini sekolah sudah mulai dijalankan secara offline, keberadaan aplikasi e-learning tetap dibutuhkan sebagai sara pengembangkan kemampuan digital dan teknologi. Jadi aplikasi mana yang menarik bagi Anda?
