Calon Guru Penggerak (CGP) memiliki peran yang krusial dalam menggerakkan perubahan positif di lingkungan pendidikan. Sebagai pemimpin pendidikan, CGP harus menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai profesionalisme dan integritas. Namun, ada beberapa perilaku yang dapat menghambat efektivitas CGP dalam melaksanakan tugasnya. Artikel ini akan membahas perilaku-perilaku yang perlu dihentikan oleh CGP untuk mencapai kinerja yang optimal dan memberikan dampak positif bagi siswa serta lingkungan sekolah.
Perilaku-perilaku yang Perlu Dihentikan oleh Calon Guru Penggerak (CGP)
1. Kurang Empati terhadap Siswa
Pengertian Empati
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dalam konteks pendidikan, empati berarti mampu memahami situasi, perasaan, dan kebutuhan siswa.
Dampak Negatif Kurang Empati
- Hubungan Siswa-Guru yang Buruk: Tanpa empati, hubungan antara siswa dan guru bisa menjadi kaku dan tidak harmonis.
- Motivasi Belajar Menurun: Siswa yang merasa tidak dipahami oleh gurunya cenderung kurang termotivasi untuk belajar.
- Stres dan Tekanan pada Siswa: Kurangnya empati dapat meningkatkan stres dan tekanan pada siswa, yang berdampak negatif pada kesejahteraan mereka.
Cara Menghentikan Perilaku Ini
- Mendengarkan Aktif: Berikan perhatian penuh saat siswa berbicara dan tunjukkan bahwa Anda memahami apa yang mereka rasakan.
- Menerapkan Pembelajaran Sosial dan Emosional: Gunakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan aspek sosial dan emosional siswa.
2. Terlalu Kaku dan Tidak Fleksibel
Pengertian Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan situasi yang berbeda. Guru yang fleksibel mampu menyesuaikan metode dan strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
Dampak Negatif Kekakuan
- Kesulitan Menghadapi Perubahan: Guru yang kaku cenderung kesulitan menghadapi perubahan dalam kurikulum atau metode pengajaran.
- Pembelajaran yang Kurang Menarik: Ketidakmampuan untuk beradaptasi dapat membuat pembelajaran menjadi monoton dan kurang menarik bagi siswa.
- Menghambat Kreativitas Siswa: Siswa tidak mendapatkan ruang untuk berpikir kreatif dan inovatif jika gurunya tidak fleksibel.
Cara Menghentikan Perilaku Ini
- Terbuka terhadap Masukan: Terima masukan dari siswa dan kolega untuk meningkatkan metode pengajaran.
- Berani Bereksperimen: Cobalah berbagai pendekatan dan teknik pembelajaran untuk menemukan yang paling efektif bagi siswa.
3. Kurang Menghargai Kolaborasi
Pengertian Kolaborasi
Kolaborasi adalah kerja sama antara guru, siswa, orang tua, dan pihak lain dalam lingkungan pendidikan untuk mencapai tujuan bersama.
Dampak Negatif Kurang Kolaborasi
- Isolasi Profesional: Guru yang tidak berkolaborasi cenderung merasa terisolasi dan kurang mendapatkan dukungan dari rekan kerja.
- Kualitas Pembelajaran Menurun: Kurangnya kolaborasi menghambat pertukaran ide dan praktik terbaik dalam pengajaran.
- Kepuasan Kerja Menurun: Kolaborasi yang buruk dapat menyebabkan penurunan kepuasan kerja dan motivasi.
Cara Menghentikan Perilaku Ini
- Aktif dalam Tim: Terlibat dalam tim pengajar dan berkontribusi secara aktif.
- Bersikap Terbuka: Bersikap terbuka terhadap ide dan perspektif baru dari kolega.
4. Tidak Mengikuti Perkembangan Teknologi
Pengertian Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi merujuk pada kemajuan dalam alat dan aplikasi digital yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Dampak Negatif Ketidaktahuan Teknologi
- Keterbatasan dalam Pengajaran: Guru yang tidak mengikuti perkembangan teknologi mungkin mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan alat digital ke dalam pembelajaran.
- Kurangnya Keterlibatan Siswa: Siswa yang terbiasa dengan teknologi mungkin merasa bosan dan tidak terlibat jika pembelajaran tidak menggunakan teknologi yang relevan.
- Kesulitan dalam Evaluasi dan Asesmen: Teknologi dapat mempermudah proses evaluasi dan asesmen. Tanpa teknologi, proses ini bisa menjadi lebih sulit dan kurang efisien.
Cara Menghentikan Perilaku Ini
- Mengikuti Pelatihan: Ikuti pelatihan dan workshop terkait penggunaan teknologi dalam pendidikan.
- Mencari Sumber Daya Online: Manfaatkan sumber daya online untuk mempelajari alat dan aplikasi yang dapat digunakan dalam pengajaran.
5. Tidak Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif
Pengertian Umpan Balik Konstruktif
Umpan balik konstruktif adalah masukan yang membantu siswa memahami apa yang mereka lakukan dengan benar dan area yang perlu diperbaiki, disampaikan dengan cara yang membangun.
Dampak Negatif Kurangnya Umpan Balik Konstruktif
- Siswa Tidak Tahu Kemajuan Mereka: Tanpa umpan balik, siswa tidak mengetahui apakah mereka berada di jalur yang benar atau tidak.
- Motivasi Menurun: Siswa membutuhkan pengakuan dan panduan untuk tetap termotivasi.
- Kesulitan dalam Perbaikan: Siswa tidak tahu area mana yang perlu diperbaiki jika tidak ada umpan balik yang jelas.
Cara Menghentikan Perilaku Ini
- Berikan Umpan Balik Secara Rutin: Pastikan untuk memberikan umpan balik secara teratur dan tepat waktu.
- Fokus pada Peningkatan: Sampaikan umpan balik dengan fokus pada bagaimana siswa dapat meningkatkan kinerja mereka.
Kesimpulan
Sebagai Calon Guru Penggerak, penting untuk menghentikan perilaku-perilaku yang dapat menghambat efektivitas pengajaran dan pengembangan siswa. Dengan menghentikan perilaku seperti kurang empati, terlalu kaku, tidak menghargai kolaborasi, tidak mengikuti perkembangan teknologi, dan tidak memberikan umpan balik konstruktif, CGP dapat menjadi pemimpin pendidikan yang lebih efektif. Dengan demikian, CGP dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif, inovatif, dan mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh.