Dalam proses pembelajaran, penting bagi seorang guru untuk memiliki berbagai cara atau metode pembelajaran yang variatif. Hal ini bertujuan agar siswa bisa mendapatkan pengalaman yang berbeda pada proses belajarnya dan meminimalisir rasa bosan. Terdapat salah satu tokoh pendidikan, pendiri, guru, dan kepala sekolah di Tomoe Gakuen yang mempunyai nama lengkap Sosaku Kobayashi. Beliau adalah sosok yang, cerdas, serta berwibawa yang juga menyebutkan hal serupa.
Menurut beliau, yang terpenting dalam sebuah sekolah atau sistem pendidikan bukanlah fasilitasnya melainkan cara mengajar yang dipilih dan digunakan. Mr. Kobayashi mencoba keluar dari tradisi umum masyarakat dengan menerapkan metode mendidik yang terbilang cukup unik. Meski begitu, cara-cara tersebut justru memberi kesan dan pelajaran mendalam bagi para siswa.
Mungkin hal ini terdengar aneh dan tidak mungkin bagi sebagian orang. Namun Mr Kobayashi sungguh-sungguh membangun sekolah Tomoe Gakuen sendiri. Bangunan sekolah dibuat dengan sangat unik karena menggunakan gerbong kereta bekas lengkap dengan relnya sebagai kelas.
Wawancara yang dilakukan kepada calon siswa Tomoe Gakuen bertujuan untuk mengenal karakter dari setiap calon siswa. Kegiatan ini juga diharapkan mampu membuat siswa menjadi lebih percaya diri dalam berbicara dan terbuka dengan kejadian-kejadin yang pernah dialami. Wawancara tidak dilakukan untuk menentukan diterima atau tidaknya calon siswa.
Setiap anak memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan dan mengikuti proses pembelajaran. Itulah yang juga diterapkan Mr. Kobayashi. Beliau menerima semua siswa termasuk siswa dengan kebutuhan khusus seperti cacat fisik, kretinisme, hingga badannya berhenti bertumbuh.
Pada kebanyakan sekolah, setiap siswa diharuskan untuk mempelajari semua mata pelajaran. Namun Mr. Kobayashi justru membebaskan siswanya untuk memilih mata pelajaran yang diinginkan. Hal Ini dimaksudkan agar siswa dapat berkembang sesuai minat dan bakat masing-masing.
Cara menumbuhkan minat baca pada siswa adalah dengan mengajak ke perpustakaan. Setelah itu, siswa diminta untuk menceritakan buku yang telah mereka baca..
Dalam proses pembelajaran, penting bagi seorang guru untuk memberikan kepercayaam kepada siswa dalam menyelesaikan permasalahan. Dengan adanya hal tersebut, siswa merasa harus lebih bertanggung jawab atas apa pun yang dilakukan.
Mr. Kobayashi memberikan kesempatan kepada siswanya untuk membahas hal apa saja yang diinginkan oleh mereka. Hal ini memacu keberanian siswa untuk berbicara.
Banyak yang bilang bahwa kalimat bisa begitu berpengaruh bagi seseorang. Oleh karena itu, dalam proses belajarnya siswa berhak mendapat kalimat positif dari guru maupun lingkungannya. Hal ini bisa terus memberikan motivasi dan rasa semangat kepada siswa.
Guru harus mampu menjadi sahabat bagi siswanya agar siswa lebih terbuka akan masalah yang dialaminya. Tidak hanya itu, usahakan juga untuk memberikan solusi yang terbaik bagi siswa karena setiap siswa memiliki latar belakang sosial yang berbeda-beda.
Jika ada siswa yang berulah, sebagai guru akan lebih baik jika tidak memarahinya. Dan itu yang diterapkan Mr. Kobayashi kepada siswanya. Beliau lebih memilih untuk memberikan penjelasan agar siswa tersebut mengerti akan kesalahannya. Beliau percaya semua anak pada dasarnya baik, sehingga untuk mengingatkan tidak perlu diberikan hukuman.
Mr. Kobayashi memiliki prinsip untuk menyerahkan siswa sepenuhnya pada alam. Misalnya, mengundang petani untuk hadir dan mengajarkan bercocok tanam hingga panen. Hal tersebut bertujuan agar siswa menjadi lebih peka terhadap apa yang telah disajikan alam semesta.
Sebab memutuskan untuk menerima seluruh siswa, maka Mr. Kobayashi pun juga memberikan kesempatan yang sama bagi siswa dengan kebutuhan khusus untuk mendapatkan rasa percaya dirinya. Sebagai contoh, beliau meminta Akira Takahashi, siswa laki-laki yang memiliki lengan dan tungkai kaki pendek (tubuhnya tidak dapat tumbuh lagi) untuk ikut lomba. Akira awalnya meragukan dirinya untuk dapat menang dalam lomba tersebut. Namun, Mr. Kobayashi sengaja mengatur agar Akiralah pemenangnya. Sejak saat itu, Akira tidak lagi ‘minder’ akan tubuhnya. Selain itu, saat kegiatan berenang di sekolah, seluruh siswa diminta untuk melepas seluruh busananya. Ini dilakukan agar semua merasa percaya diri akan tubuhnya sendiri.
Dikarenakan anak-anak cenderung suka mencoreti, ia menyediakan lantai khusus untuk hal tersebut. Dengan fasilitas itu, siswa bisa dengan leluasa mengekspresikan dirinya, tapi tetap tahu aturan.
Namun di Tomoe hal ini tidak terjadi. Mr. Kobayashi tetap akan bertindak tegas kepada siswa laki-laki yang mencoba mengusili siswa perempuan. Siswa dibiasakan untuk mengatakan “maaf” jika salah, menyertakan “tolong” jika butuh bantuan, dan “terima kasih”.
Euritmik adalah pendidikan tentang ritme/irama yang diciptakan oleh Emile Jaques Dalcroze, seorang guru musik berkebangsaan Perancis. Pelajaran ini banyak sekali manfaatnya, baik untuk tubuh maupun otak. Dengan mempraktikkan euritmik membuat kepribadian siswa menjadi kuat, indah, selaras dengan alam, dan taat hukum seperti ritmik.
Nah, itulah tadi 15 cara inspiratif mendidik siswa ala Mr. Kobayashi. Semoga informasi di atas bisa menambah wawasan dan referensi bagi Bapak/Ibu guru dalam mendidik siswa di sekolah. Tetap semangat dalam mencerdaskan Bapak/Ibu guru tersayang!