Seperti yang kita tahu, ada banyak sekali jenis metode pembelajaran yang bisa digunakan guru untuk mengajar. Salah satunya adalah metode pembelajaran role playing (bermain peran). Sesuai namanya, metode ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa sebab pada metode ini, siswa diminta untuk menjalankan peran-peran tertentu.
Berikut adalah beberapa pengertian metode role playing menurut ahli, di antaranya:
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran role playing merupakan sebuah metode yang berusaha menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas. Kegiatan tersebut juga diharapkan mampu menjadi bahan refleksi bagi siswa agar dapat memberikan penilaian terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan serta mampu memberikan saran bagi pengembangan peran-peran tersebut.
Metode pembelajaran role playing ini juga mampu meningkatkan pengalaman belajar siswa seperti kemampuan kerjasama, komunikasi, memecahkan masalah, hingga menginterpretasikan suatu kejadian. Melalui metode ini, siswa diharapkan mampu mendapatkan hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya.
Setiap metode pembelajaran pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan, termasuk dengan metode pembelajaran role playing ini. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan metode bermain peran.
Menurut Uno (2012), terdapat beberapa langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran bermain peran, di antaranya:
Langkah pertama yang dilakukan sebelum memulai metode pembelajaran adalah persiapan. Persiapan ini bisa berupa memperkenalkan siswa dengan sebuah kasus terkait materi yang dipelajari. Di tahap ini, guru juga bisa memberikan motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dengan metode ini. Hal ini penting dilakukan karena pembelajaran melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa yang penuh semangat dan motivasi akan sangat mendukung keberhasilan pembelajaran dengan metode role playing ini.
Pada tahap ini, guru mulai mendeskripsikan karakter yang ada dan memilih siapa saja yang akan memainkan peran-peran yang tersedia. Pemilih peran ini bisa dilakukan dengan cara musyawarah. Ada baiknya lagi jika guru memberikan kesempatan pada siswa yang berminat untuk mengajukan dirinya sendiri. Hal ini diharapkan mampu membuat siswa lebih percaya diri.
Setelah memilih perah, saatnya mendekorasi ruangan. Pada tahap ini, guru dan siswa bisa bersama-sama menata ruang kelas sebagai tempat pertunjukan. Di tahap ini pula, kita bisa membangun kerjasama antara guru dengan siswa maupun siswa dan teman sebayanya.
Pengamat dipersiapkan secara matang dan terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua peserta didik turut mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan aktif mendiskusikannya. Peran pengamat ini juga mampu meningkatkan kemampuan analisis siswa.
Tahap selanjutnya adalah memainkan peran. Setelah siswa memahami karakter dan membaca garis besar cerita yang akan ditampilkan, maka selanjutnya adalah memainkan peran tersebut. Di tahap ini, guru bertugas mengawasi dan mengarahkan siswa. Guru juga dapat menghentikan drama apabila sudah dianggap cukup mampu menyampaikan isi materi yang seharusnya diberikan kepada siswa.
Setelah memainkan peran, maka langkah berikut adalah menganalisis hasilnya. Sebelumnya, siswa yang terlibat menjalankan peran diminta untuk mengemukakan perasaan mereka tentang peran yang dimainkan. Selanjutnya, guru membuka diskusi dengan melontarkan sebuah pertanyaan kepada siswa.
Pada tahap ini siswa menyampaikan pengalamannya selama mengikuti metode pembelajaran role playing ini. Setelahnya siswa diminta untuk membuat kesimpulan terkait materi yang mereka pelajari dengan cara bermain peran.
Nah, itulah tadi informasi terkait metode pembelajaran role playing. Bapak/ibu guru bisa juga mencoba metode ini untuk pembelajaran di kelas. Semoga informasi dari kami bisa membantu dan tujuan kegiatan belajar yang diharapkan bisa terlaksana dengan maksimal. Semangat mengajar!!!!