Apa Itu Numerasi? Ini Dia Pengertian dan Strategi Meningkatkan Kemampuan Numerasi

aplikasi ujian online

Saat ini, di sekolah-sekolah sedang digencarkan terkait literasi numerasi. Beberapa orang mungkin menganggap bahwa literasi numerasi ini sama dengan matematika ataupun hal-hal yang berkaitan dengan angka dan hitungan. Namun ternyata, kemampuan numerasi tidak hanya sebatas itu saja.

Berhitung dalam literasi numerasi tidak sekadar penguasaan matematika, tetapi juga kemampuan untuk menghubungkannya dengan berbagai situasi di luar sekolah yang memerlukan kemampuan pemecahan masalah, pemikiran kritis, dan pemahaman dalam konteks non-matematis.

Untuk lebih lengkapnya, yuk simak penjelasan terkait numerasi secara lebih lengkap di bawah ini!

Apa Itu Numerasi?

Numerasi adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan siswa untuk menggunakan matematika dalam berbagai situasi. Dalam hal ini termasuk pengenalan dan pemahaman matematika di dunia, serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan tersebut sesuai dengan tujuannya.

Kemampuan numerasi mengacu pada kemampuan untuk menggunakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan informasi matematika untuk memecahkan masalah yang ada di dunia nyata.

Siswa diharapkan memiliki kemampuan berhitung agar dapat memaksimalkan potensi yang ada dan memberikan kontribusi yang positif. Kemampuan numerasi juga dibutuhkan dalam kegiatan sehari-hari, contohnya menentukan pilihan buku mana yang kualitasnya baik namun harganya terjangkau. Dalam bermasyarakat, kemampuan numerasi juga dibutuhkan untuk memahami data statistik dan grafik dalam berita, serta memahami informasi tentang pengeluaran pemerintah dan kebijakan-kebijakan terkait yang diambil.

Dari hal-hal yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa numerasi tidak hanya dibutuhkan untuk menjawab soal di kertas ujian, tetapi juga diperlukan untuk beradaptasi di tingkat kehidupan selanjutnya seperti dunia kerja atau dalam kehidupan bermasyarakat.

Hubungan Numerasi dan Matematika

Berdasarkan konsep dan implementasinya, numerasi dan matematika memiliki hubungan yang erat dalam hal inti dan ide-ide yang mendasarinya. Hal ini karena kemampuan numerasi mengacu pada kebutuhan untuk menggunakan dan menerapkan berbagai pengetahuan matematika dalam kehidupan sehari-hari. 

Meski begitu, kemampuan numerasi ini tidak dapat dilihat sebagai sebuah hal yang sama dengan tingkat pengetahuan matematika, tetapi mencakup keterampilan dan pengetahuan yang lebih luas.

Memiliki kemampuan numerasi yang baik artinya seorang siswa mampu melibatkan lebih dari sekadar penguasaan matematika dasar. Numerasi menghubungkan matematika yang siswa pelajari di sekolah dengan situasi yang terjadi di luar sekolah, di mana mereka membutuhkan keterampilan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan pemahaman konteks yang lebih dalam untuk menyelesaikannya. 

Kemampuan numerasi memungkinkan siswa merespon situasi yang sudah atau belum pernah dihadapi menggunakan matematika sebagai dasar dalam penentuan keputusan dan pemecahan masalah. Hal ini menjadikan bahwa bukan hanya matematika yang membuat siswa lebih mudah memahami pengetahuan lainnya, tetapi juga kemampuan numerasi yang menjadikan siswa lebih mudah mengakses dan menerapkan ilmu pengetahuan yang lebih luas dalam berbagai aspek kehidupan.

Komponen Numerasi

Berikut adalah beberapa komponen numerasi yang perlu diketahui.

  • Kemampuan menghitung dan mengestimasi menggunakan bilangan bulat.
  • Menggunakan pecahan, desimal, persen, dan perbandingan.
  • Menggunakan dan mengenali pola dan relasi.
  • Menggunakan penalaran spasial.
  • Kemampuan mengukur.
  • Menginterpretasi informasi yang sifatnya statistik.

Strategi Meningkatkan Numerasi

Berikut adalah beberapa strategi yang yang dapat dilakukan untuk meningkatkan numerasi:

1. Menggabungkan Kata dan Angka dalam Percakapan

Saat menyajikan informasi numerik seperti jumlah, rasio, atau persentase, sebisa mungkin guru dapat menghindari penggunaan kata-kata langka, rendah, atau umum. Hal ini karena kata-kata tersebut memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang dan justru menimbulkan kebingungan. 

Guru dapat menggabungkan kata-kata yang dimaksud dengan angka untuk memberikan pemahaman yang lengkap. Artinya, dalam menjelaskan teks disertai dengan angka-angka, menafsirkan maknanya, dan memberikan informasi deskriptif untuk menempatkan informasi numerik dalam konteks yang sesuai.

Dalam percakapan di kelas, guru juga dapat menggunakan konsep matematika untuk menggambarkan apa yang dilihat dan dilakukan bersama. Saat membagikan buku, jelaskan apa yang sebenarnya sedang dilakukan, misalnya “Ibu Guru akan membagikan 20 buku ke semua siswa di kelas”, atau “Desi, tolong bagikan buku ini satu-satu ke teman kamu”. Dengan percakapan seperti ini, siswa akan terbiasa untuk menggunakan dan memahami informasi-informasi numerik dalam kehidupan sehari-hari mereka. Secara perlahan pula, kemampuan numerasi siswa akan meningkat.

2. Menerapkan Konsep Matematika dalam Berbagai Kegiatan

Numerasi juga dapat diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari yang dekat dengan keseharian siswa. Guru dapat mengajarkan bahwa kegiatan berhitung merupakan bagian dari aktivitas harian Siswa. Contohnya saat siswa melewati pasar untuk sampai ke sekolah, guru dapat meminta siswa untuk menghitung berapa banyak pedagang yang menjual buah-buahan, atau menghitung berapa lama waktu yang siswa butuhkan untuk sampai ke sekolah tepat waktu.

Guru juga dapat mengembangkan kemampuan numerasi siswa dengan menggunakan pendekatan yang meliputi semua bidang matematika, seperti cara berpikir, pemecahan masalah, dan pemahaman konsep. 

  • Dalam mengembangkan cara berpikir, siswa harus mengetahui terlebih dahulu masalah apa yang disajikan.
  • Untuk penyelesaiannya, siswa menggunakan informasi-informasi yang mereka ketahui dari masalah yang ada.
  • Setelah mengetahui pemecahan masalahnya, siswa menggunakan cara tersebut untuk membangun pemahaman mereka tentang konsep-konsep tertentu yang ada di kehidupan sehari-hari.

3. Meningkatkan Kemampuan Numerasi Melalui Permainan

Permainan menjadi media belajar yang efektif untuk mengembangkan berbagai kemampuan siswa, termasuk numerasi. Kemampuan numerasi melibatkan cara berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah. Salah satu kegiatan yang dapat membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah permainan dan teka-teki.

Terdapat banyak sekali permainan yang bisa diintegrasikan pada kegiatan pembelajaran. Guru dapat menyesuaikan dengan gaya belajar siswa dan target keterampilan apa yang ingin dicapai. Ada banyak teka-teki berbasis angka di majalah atau internet yang bisa dipecahkan bersama untuk mendorong ketertarikan terhadap angka. 

Tidak hanya permainan berbasis video, guru juga dapat menggunakan papan permainan menjadi sumber pembelajaran berhitung yang menyenangkan, seperti permainan monopoli. Ada juga permainan sederhana namun tetap memiliki manfaat yang besar bagi perkembangan numerasi siswa. Misalnya saja, guru dapat mengajak siswa berkeliling sekolah untuk mengumpulkan dedaunan, ranting, kerikil, dan benda-benda alam lainnya. 

Siswa dapat mengurutkannya ke dalam kelompok berdasarkan ukuran, warna, bentuk, atau jenisnya. Selain mengenalkan konsep dasar matematika (lebih besar, lebih kecil, atau sama dengan), kegiatan ini juga mendorong siswa untuk memecahkan permasalahan yang ada terkait bagaimana cara mengurutkan benda sesuai perintah yang yang diberikan.

4. Melatih Siswa dengan Soal-soal Numerasi

Untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa, guru dapat memberikan latihan soal-soal. Selain meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan dalam dunia nyata, berlatih soal dapat membantu siswa untuk memahami soal numerasi dan bagaimana cara menyelesaikannya.

Dalam komponen konten numerasi, kemampuan numerasi yang diujikan berkaitan dengan bilangan, pengukuran dan geometri, data dan ketidakpastian, serta aljabar. Untuk menjawab masalah atau soal-soal yang ada, dibutuhkan cara berpikir yang meliputi pemahaman, penerapan, dan penalaran. Oleh karena itu, penting untuk memperbanyak latihan soal numerasi agar siswa bisa meningkatkan hasil dan juga kemampuannya.

Contoh Soal Numerasi

Berikut adalah contoh soal yang berkaitan dengan numerasi.

Sampah anorganik membutuhkan waktu lama untuk terurai dibandingkan dengan sampah organik. Proses dekomposisi popok sekali pakai waktunya lebih lama daripada plastik, namun kurang dari kulit sintetis. Berapa lama waktu kemungkinan dekomposisi popok sekali pakai?

  • 100 tahun
  • 250 tahun
  • 375 tahun
  • 475 tahun
  • 575 tahun

Pembahasan:

Perhatikan data pada diagram batang yang terlampir di atas.

Dekomposisi sampah plastik membutuhkan waktu selama 400 tahun. Jika diketahui waktu dekomposisi pokok sekali pakai lebih lama dibandingkan plastik, maka dekomposisi popok membutuhkan lebih dari 400 tahun.

Dekomposisi sampah kulit sintetis membutuhkan waktu selama 500 tahun. Jika diketahui waktu dekomposisi popok sekali pakai kurang dari kulit sintetis, maka waktu dekomposisi popok akan kurang dari 500 tahun.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dekomposisi popok sekitar 400-500 tahun. Berdasarkan hasil dari pencarian jawaban, nilai yang mendekati adalah pilih yaitu 475 tahun.

Demikian penjelasan terkait kemampuan numerasi, semoga dapat dipahami dan bermanfaat.

Bagi bapak/ibu guru yang ingin melaksanakan ujian secara online, dapat menggunakan aplikasi Ujione. Dengan dukungan fitur mumpuni, pelaksanaan ujian menjadi lebih mudah dan efisien. Tertarik menggunakannya? Yuk daftar sekarang dan nikmati pengalaman baru melaksanakan ujian bersama Ujione!

Mudah mengadakan ujian online serentak dengan Ujione
Dilengkapi juga dengan Quiz, Tugas serta Bank Soal

Trial 30 Hari. Daftar Sekarang
Aplikasi Ujian Online Berbasi Cloud Buatan Indonesia
Jln Godean KM 4,5. Ruko Godean Permai KAV 3, Sleman, DI Yogyakarta, Indonesia
© Copyright PT Jetorbit Teknologi Indonesia.
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram