Saat kalian sedang mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia, pasti kalian akan menemukan satu topik bahasan terkait kalimat majemuk. Kalimat majemuk sebenarnya selalu kalian temui meski sering kali tidak menyadari.
Misalnya ketika kalian membaca kalimat panjang seperti yang tertera pada majalah atau buku. Nah, kalimat panjang tersebut identik dengan kalimat majemuk. Kalimat majemuk ditulis agar pembaca tidak bosan saat membaca. Dengan bumbu sentuhan dan kompleksitas, kalimat yang dihasilkan akan lebih menarik untuk dibaca.
Untuk mengenal kalimat majemuk dengan lebih detail, yuk baca ulasan lengkapnya di bawah ini!
Kalimat majemuk adalah kalimat yang tersusun atas dua atau lebih klausa yang dihubungkan dengan kata penghubung atau kata sambung. Di antara dua atau lebih klausa tersebut, terdapat dua peran penting di dalamnya antara lain satu kalimat yang berperan sebagai induk kalimat dengan inti informasi, sementara yang lainnya menjadi anak kalimat dengan isi penunjang induk kalimat.
Klausa sendiri adalah satuan bahasa yang memiliki subjek dan predikat serta dapat berdiri sendiri sebagai kalimat utuh apabila dipisahkan satu dengan yang lainnya. Untuk memahaminya, perhatikan dua kalimat berikut.
(1) Kita pergi.
(2) Kita pergi saat ibu sampai.
Kalimat (1) merupakan kalimat tunggal atau kalimat sederhana sebab hanya memiliki satu klausa, yaitu kita sebagai subjek (S) dan pergi sebagai predikat (P).
Kalimat (2) merupakan contoh kalimat majemuk sebab memiliki dua klausa. Klausa satu adalah kita pergi (S-P) dan klausa dua adalah ibu sampai (S-P). Klausa dihubungkan oleh konjungsi kalimat majemuk, atau biasa disebut kata hubung. Pada kalimat (2), kedua klausanya dihubungkan oleh kata saat.
Terdapat tiga ciri utama yang dimiliki oleh kalimat majemuk yang membedakannya dengan jenis-jenis kalimat lain.
Kalimat majemuk setara adalah sebutan bagi kalimat majemuk dengan klausa-klausa penyusun yang berkedudukan setara alias sederajat. Hubungan di antara klausa-klausa bersifat koordinatif. Oleh karena itu, setiap klausa dapat pula berdiri sendiri sebagai kalimat. Kata sambung yang biasa digunakan antara lain dan, ketika, lalu, sebelum, sedangkan, setelah, dan lain-lain.
Kalimat majemuk setara juga dapat dibedakan menjadi tiga jenis.
Contoh:
Adik sedang tidur. Kakak sedang mengerjakan tugas.
Adik sedang tidur ketika kakak sedang mengerjakan tugas.
Contoh:
Kakak selalu bangun pagi. Adik selalu bangun terlambat.
Kakak selalu bangun pagi, sedangkan adik selalu bangun terlambat.
Contoh:
Ari memasak air. Ari menyeduh kopi kesukaannya.
Ari menyeduh kopi kesukaannya setelah memasak air.
Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk yang memiliki beberapa kalimat tunggal untuk dijadikan sebagai satu kalimat utuh. Biasanya, kalimat ini akan dipisah atau digabung dengan menggunakan tanda baca koma (,). Konjungsi yang biasa digunakan pada kalimat majemuk rapatan antara lain dan, juga, serta, dan lain lain.
Contoh:
Sarah membeli sayur. Diah membeli gula. Diah membeli beras.
Kalimat ini dapat digabung menjadi Sarah membeli sayur, gula, dan beras.
Ibu memasak sayur bayam. Ibu memasak tempe goreng. Ayah memasak telur dadar.
Kalimat ini dapat digabung menjadi Ibu memasak sayur bayam, tempe goreng, dan telur dadar.
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki anak kalimat (kalimat yang bergantung pada kalimat lainnya) dan induk kalimat (kalimat yang tidak bergantung pada kalimat manapun). Kalimat ini juga kerap disebut sebagai kalimat kompleks.
Konjungsi yang digunakan pada kalimat majemuk bertingkat adalah konjungsi yang tidak setara, seperti meskipun, walaupun, supaya, agar, karena, sehingga, sebab, maka, ketika, apabila, bahwa, dan sebagainya.
Terdapat beberapa jenis kalimat majemuk bertingkat berdasarkan kata sambungnya, yaitu:
Antara anak kalimat dan induk kalimat dihubungkan oleh konjungsi syarat yang menjelaskan suatu kondisi harus dipenuhi oleh kondisi lain. Konjungsi yang dimaksud, antara lain apabila, jika, seandainya, asalkan.
Contoh:
Saya akan dengan senang hati membantumu jika kamu bersungguh-sungguh.
Antara anak kalimat dan induk kalimat dihubungkan menggunakan kata penghubung yang menyatakan tujuan/maksud kedepannya, seperti agar, supaya, biar, dan lain-lain.
Contoh:
Dilan melancarkan rayuannya agar hati Milea luluh.
Kalimat ini dihubungkan menggunakan konjungsi yang menyatakan perbandingan, seperti ibarat, daripada, bagaikan, seperti, laksana, dan lainnya.
Contoh:
Rafi lebih suka menonton film action daripada film romantis.
Kalimat ini memiliki kata konjungsi yang menyatakan hubungan perlawanan, seperti meskipun, walaupun, kapanpun, biarpun, dan lain-la
Contoh:
Meskipun belum lulus kuliah, Andi sudah harus mencari uang.
Antara anak kalimat dan induk kalimat dihubungkan oleh konjungsi yang menandakan waktu, seperti sejak, sebelum, ketika, sesudah, sampai, saat, dan lain-lain.
Contoh:
Nisa pergi ke warung, ketika Alya berkunjung kerumahnya.
Kalimat ini memiliki konjungsi yang menyatakan sangkalan, seperti seakan-akan, seolah-olah, dan lain-lain.
Contoh:
Joko memakan semua makanan di meja, seakan-akan ia belum makan selama satu tahun.
Kalimat ini menjelaskan mengenai hubungan sebab dari induk kalimat. Biasanya kalimat ini menggunakan kata penghubung sebab, karena, oleh karena, dan lain-lain.
Contoh:
Rangga mengalami flu karena hujan-hujanan sepulang sekolah.
Kalimat ini menggunakan kata konjungsi yang menyatakan akibat, seperti sampai-sampai, maka, sehingga, dan lain-lain.
Contoh:
Andi memukul Alya, sehingga ibu Alya marah kepada Andi.
Kalimat ini menjelaskan keterangan cara dari anak kalimat ke induk kalimat. Biasanya kalimat ini menggunakan kata “dengan”.
Contoh:
Ani belajar menggunakan laptop dengan dibantu oleh kakaknya.
Kalimat majemuk campuran adalah gabungan dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Selain itu, kalimat majemuk campuran memiliki ciri, yaitu terdiri dari tiga klausa dalam satu kalimatnya.
Contoh:
Ibu sedang tidur ketika saya pulang. Ibu masih tidur padahal sudah pukul 3 sore.
Ibu masih tidur ketika saya pulang, padahal sudah pukul 3 sore.
Itulah tadi penjelasan terkait kalimat majemuk, semoga dapat dipahami dan bermanfaat ya!
Bagi bapak/ibu guru yang akan melaksanakan ujian namun ingin menggunakan metode lain selain paper and pencil, dapat mencoba menggunakan aplikasi ujian online. Selain lebih praktis karena dapat di akses di perangkat apa saja, adanya fitur di dalamnya menjadikan pelaksanaan ujian menjadi lebih mudah dan efektif. Siswa juga bisa mendapatkan pengelaman baru dalam mengerjakan ujian. Jadi, yuk coba sekarang juga!