Sekolah merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan siswa, di mana biasanya mengacu pada bidang akademis. Namun ternyata, ada yang tidak kalah penting dari kemampuan akademis siswa saat belajar di sekolah, yaitu karakter.
Seperti yang kita ketahui, ada beberapa siswa yang kerap kali melakukan aksi yang tidak mencerminkan perilaku seorang siswa. Misalnya tawuran antarpelajar, perilaku bullying, dan tindakan negatif lainnya.
Dengan fakta ini, penting bagi seorang siswa untuk mendapatkan pendidikan karakter sehingga tidak hanya memiliki nilai akademis yang baik namun juga perilaku dan karakter yang baik. Pada artikel kali ini akan disampaikan terkait pengertian karakter siswa dan cara membentuknya. Simak hingga selesai ya.
Karakter berasal dari bahasa Latin character, yang di dalam bahasa Arab disebut sebagai khuluq yang berarti watak, tabiat, budi pekerti, sifat-sifat kejiwaan dan akhlak. Sedangkan secara istilah, karakter berarti nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, manusia lain, lingkungan, hingga bangsa yang diwujudkan dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum tata krama, budaya, serta adat istiadat.
Siswa dapat memiliki karakter yang baik bergantung pada interaksi antar siswa, antara siswa dan guru, juga antara siswa dan lingkungan sekolahnya. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menyiapkan banyak dana untuk melatih guru profesional dan menerapkan pendidikan karakter di sekolah. Tujuannya tentu agar guru mampu membangun karakter siswa yang lebih positif serta mampu mengembakan pontensi atau kemampuan siswa dalam kaidah atau ranah tatanan nilai kemasyarakatan yang mulia, jujur dan bertanggung jawab.
Berikut adalah nilai-nilai yang seharusnya menjadi karakter siswa menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Setelah mengetahui karakter apa saja yang harus dimiliki oleh siswa berdasarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, selanjutkan adalah upaya untuk membentuk karakter siswa. Di bawa ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan guru di sekolah dalam membentuk karakter siswa.
Sebelum seorang guru menginginkan karakter yang baik pada siswanya, ada baiknya jika guru tersebut sudah dulu memiliki karakter yang baik pula. Hal ini bisa menjadi contoh dan panutan bagi siswa. Sebab belajar yang paling mudah adalah mencontoh, sehingga jangan sekali-kali justru memberikan contoh kurang baik kepada siswa.
Saat siswa berhasil mengerjakan suatu pekerjaan, bagaimanapun hasilnya, jangan lupa bagi guru untuk memberikan apresiasi atas usaha dan kerja keras siswa. Pembentukan karakter dengan cara ini bisa membuat siswa lebih percaya diri dan juga bersemangat dalam belajar karena selalu mendapatkan pengakuan dan penghargaan. Pemberian penghargaan tidak terbatas pada nilai akademik namun juga meliputi sikap seperti kejujuran, membantu teman, dan perbuatan baik lainnya.
Pembentukan karakter siswa selanjutnya bisa dilakukan dengan menyampaikan pesan moral dalam proses pembelajaran. Guru bisa membantu siswa dalam mengambil nilai positif dari setiap pelajaran yang dipelajari. Hal ini mendorong siswa untuk berpikir bahwa apa yang dipelajarinya akan berguna di kemudian hari. Selain itu siswa juga menjadi lebih siap siap dalam menghadapi masalah hidup, berpikir optimis, dan berusaha untuk menyelesaikan masalah.
Untuk membentuk karakter jujur pada siswa, guru juga harus terlebih dulu melakukannya. Guru diharapkan dapat terbuka terhadap kesalahan sekecil apapun, sehingga siswa bisa mencontoh perilaku jujur dan terbuka ini. Mengakui kesalahan merupakan salah satu cara menanamkan pendidikan karakter pada siswa. Dengan berani mengakui kesalahan, siswa dapat menjadi seseorang yang bertanggungjawab atas kesalahan yang dibuatnya.
Sopan santun merupakan salah satu perilaku wajib yang harus ditanamkan kepada siswa, selain salam, sapa, dan senyum. Sopan santun membantu siswa untuk menjaga sikap dan meningkatkan kemampuan saling menghormati. Guru diperbolehkan menegur siswa yang bertindak kurang sopan agar siswa mengetahui bahwa yang dikatakan atau dilakukan kurang tepat. Sampaikan teguran yang lemah lembut karena ada beberapa siswa yang memang belum mengetahui atas apa yang diucapkan ataupun dilakukannya.
Jiwa kepemimpinan atau leadership dapat dilatih melalui pendidikan karakter. Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi pemimpin secara bergantian. Kesempatan memimpin ini bisa dilakukan dalam kegiatan tugas kelompok. Sampaikan juga bahwa menjadi pemimpin tidak harus memimpin orang lain, melainkan bisa juga dilakukan untuk memimpin diri sendiri agar melakukan tanggung jawab sendiri.
Upaya lain yang bisa digunakan untuk membangun karakter siswa adalah melalui kegiatan literasi. Literasi tidak selalu tentang kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga kemampuan siswa dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Guru dapat memberikan motivasi kepada siswa bahwa kegiatan membaca dapat meningkatkan wawasan serta mampu mengasah daya pikir, logika, dan menyelesaikan masalah. Guru harus mengatur sedemikian rupa agar kegiatan literasi dapat berjalan menyenangkan dan tidak menjadi beban, sehingga siswa dapat menyerap setiap pesan dari kegiatan literasi yang dilakukannya.
Agar proses pembelajaran tidak berjalan dengan monoton ada baiknya guru memberikan variasi kegiatan. Guru dapat menceritakan pengalaman inspiratif sebelum memulai pembelajaran atau bahkan di sela-sela pembelajaran. Pengalaman yang dibagikan bisa terkait pengalaman pribadi ataupun tokoh-tokoh inspiratif lainnya. Pengalaman inspiratif tidak terbatas pada keberhasilan seseorang saja, melainkan juga bisa terkait kegagalan seseorang dan bagaimana ia bangkit dari keterpurukannya akan memberikan pelajaran yang berharga bagi siswa.
Selain bercerita, guru juga dapat meminta siswa untuk menceritakan pengalamanya, pengalaman orang tua, atau tokoh idolanya di kelas. Dengan saling berbagi cerita dan pengalaman, siswa akan belajar satu sama lain sehingga dapat memotivasi siswa untuk menjadi seperti orang yang diceritakan dan memiliki solusi saat menghadapi masalah yang serupa.
Nah, demikian informasi terkait karakter siswa dan cara apa saja yang bisa dilakukan untuk membentuk karakter siswa. Semoga dapat membantu bapak/ibu guru dalam mengembangkan karakter siswa yang lebih baik lagi.
Bagi bapak/ibu yang ingin mencoba aplikasi ujian online dengan segudang fitur menarik, bapak/ibu bisa gunakan aplikasi Ujione. Ujione berbasis cloud sehingga tidak mengharuskan bapak/ibu memiliki server sendiri. Ujione juga membantu kegiatan ujian dan pembelajaran menjadi lebih mudah dan efisien. Coba gratis selama 30 hari hanya di ujione.id