Mengenal Program Pembelajaran Individual (PPI)

aplikasi ujian online

Seperti yang kita tahu, bahwa pendidikan merupakan hak segala bangsa dan tidak terkecuali. Setiap orang memiliki hak yang sama untuk menempuh dan mendapatkan pendidikan. Termasuk teman-teman kita yang berkebutuhan khusus.

Siswa berkebutuhan khusus sudah seharusnya mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya, yaitu dengan fokus pada kemampuan dan kelemahan kompetensi yang mereka miliki.

Salah satu upaya untuk memfasilitasi pendidikan siswa berkebutuhan khusus, terdapat program pembelajaran yang ditujukan khusus untuk mereka, yaitu program pembelajaran individual (PPI). 

Apa itu PPI dan bagaimana penerapannya? Simak ulasan berikut ini!

Pengertian Program Pembelajaran Individual

Program Pembelajaran Individual (PPI) atau dikenal dengan The Individualized Education Program (IEP) adalah program yang awalnya diprakarsai oleh diprakarsai oleh Samuel Gridley Howe pada tahun 1971, yang merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK).

Sesuai dengan tujuan utamanya, dapat diartikan bahwa program pembelajaran individual merupakan program pembelajaran yang didasarkan pada kebutuhan, kemampuan, kecepatan, dan cara belajar setiap siswa. Dalam penerapannya, program pembelajaran individual harus bersifat dinamis, artinya sensitif terhadap berbagai perubahan dan kemajuan peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK).

Terdapat setidaknya tiga kemampuan yang harus dikuasai oleh guru agar dapat memberikan layanan kepada siswa berkebutuhan khusus secara profesional, di antaranya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengasesmen kemampuan akademik dan non akademik, merumuskan program pembelajaran individual, serta melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.

Tujuan Program Pembelajaran Individual

Tujuan dari diadakannya program pembelajaran individual antara lain:

  1. Memastikan bahwa setiap siswa berkebutuhan khusus mendapatkan perlakuan sesuai dengan kebutuhannya dalam proses pembelajaran.
  2. Mendeskripsikan serangkaian strategi yang diarahkan untuk kebutuhan pembelajaran khusus bagi siswa berkebutuhan khusus.
  3. Sebagai sarana manajemen program pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus, sebagai media komitmen tertulis dari pihak pengelola sekolah untuk memberikan layanan pendidikan, serta menyediakan sarana yang dibutuhkan siswa dengan sebaik-baiknya.
  4. Mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa dalam proses pembelajaran.
  5. Menjadi media komunikasi antara orang tua dan guru untuk bersama-sama mengidentifikasi kebutuhan siswa, bagaimana cara memenuhi kebutuhan siswa tersebut dan cara mengantisipasi hambatan yang muncul dalam proses pemenuhan kebutuhan siswa, serta mengevaluasi kemajuan pendidikan siswa.

Komponen Program Pembelajaran Individual

Adapun komponen dalam PPI adalah sebagai berikut:

  1. Deskripsi tingkat kecakapan atau kemampuan siswa saat ini (performance levels): tingkat kemampuan atau kecakapan yang diketahui setelah dilakukan asesmen, sehingga guru kelas dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan pembelajaran siswa berkebutuhan khusus yang bersangkutan. 
  2. Sasaran program tahunan atau tujuan pengajaran tahunan (long range or annual goals). Komponen ini merupakan kunci komponen pembelajaran karena dapat memperkirakan program jangka panjang selama kegiatan sekolah dan dapat dipecah-pecah menjadi beberapa sasaran. Diperlukan kerjasama antara guru dan orangtua agar tujuan pembelajaran lebih realis. Merumuskan tujuan PPI harus memperhatikan empat kriteria yaitu:
  • Dapat diukur, artinya pernyataan harus menggunakan kata kerja operasional (menyebutkan, menjelaskan, mendefinisikan,mengidentifikasi, menulis) dan tidak menimbulkan penafsiran ganda (memahami, mengetahui, mengerti).
  • Positif, artinya tujuan dari program pembelajaran harus membawa perubahan ke arah positif contoh: “siswa berkebutuhan khusus dapat merespon waktu dengan tepat” bukan “siswa berkebutuhan khusus dapat bertahan menutup mulut”.
  • Orientasi pada siswa berkebutuhan khusus, maksudnya merumuskan apa yang dipelajari dan bukan apa yang siswa berkebutuhan khusus pikirkan (misal: siswa dapat menanggapi secara lisan pertanyaan dengan dua-tiga prase).
  • Relevan, di mana program pembelajaran yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan setiap individu.
  1. Sasaran belajar jangka pendek (short term objectives) disebut juga sebagai tujuan jangka pendek. Komponen ini harus dikonsep dan dikembangkan melalui analisa tugas, dan digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran untuk mencapai kemampuan yang lebih spesifik. Sasaran belajar harus dapat diamati, dapat diukur, berpusat pada siswa berkebutuhan khusus, positif dan hendaknya mencerminkan pengajaran antara tingkat kecakapan dan tujuan akhir. Tujuan khusus mempunyai beberapa komponen yaitu ABCD (Audience – Behavior – Condition – Degree).
  2. Deskripsi pelayanan (Description of services) yang meliputi :guru yang mengajar, isi program pengajaran dan kegiatan pembelajaran,  alat yang dipergunakan.
  3. Tanggal pelayanan (Dates of service), dalam program pembelajaran individual harus terdapat tanggal kapan pengajaran mulai dilaksanakan dan antisipasi lamanya pelayanan.
  4. Penilaian (Evaluation), terbagi dalam dua bagian yaitu:
  • Penilaian untuk menentukan tingkat kecakapan siswa berkebutuhan khusus saat ini serta menjelaskan kekuatan dan kelemahan siswa berkebutuhan khusus (assessment).
  • Menilai keberhasilan siswa berkebutuhan khusus dalam mencapai tujuan jangka pendek yang telah ditetapkan.

Tahapan Pembuatan Program Pembelajaran Individual

Dalam proses pembuatan program pembelajaran individual, terdapat tiga tahapan penting yang harus dilalui antara lain tahap perencanaan (planning), pelaksanaan (implementing), dan evaluasi (evaluating). Berikut penjelasan lebih lanjutnya.

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, perlu dilakukan kegiatan asesmen dan kolaborasi sebelum memulai tahapan penulisan program. Asesmen dilakukan untuk mengidentifikasi atau sebagai screening awal, penentuan, dan evaluasi dari proses pembelajaran. Asesmen juga dilakukan agar tim perancang program pembelajaran individual mengetahui kemampuan dan kesiapan siswa berkebutuhan khusus sebelum mengaplikasikan sebuah rancangan pembelajaran. Secara umum, kegiatan asesmen ini terdiri dari 4 jenis kegiatan, yaitu reviewing, intervening, observing, dan testing.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap selanjutnya setelah program pembelajaran individual dibuat adalah pengenalan program kepada siswa untuk selanjutnya dapat dilaksanakan. Pada tahap ini, komunikasi antara pemangku kepentingan yang telah terjalin dari proses awal harus tetap terjalin dengan baik agar fungsi kontrol dan pemantauan perkembangan siswa tetap terjaga.

Proses pemantauan dilakukan oleh seluruh anggota yang terlibat dalam pembuatan program pembelajaran individual dengan guru sebagai penanggung jawab utamanya. Pemantauan dilakukan dengan menggunakan serangkaian metode asesmen, baik formal maupun informal, misalnya menggunakan behavioral checklist untuk melakukan observasi.

Dari kegiatan pemantauan ini, akan diperoleh umpan balik yang dapat digunakan sebagai perbaikan apabila data menunjukkan adanya ketidakcocokan strategi yang diaplikasikan pada siswa atau tujuan yang dicanangkan kurang realistis.

3. Tahap Evaluasi

Tahapan terakhir dalam pembuatan program pembelajaran individu adalah evaluasi. Pada tahap ini, terdapat dua kegiatan pokok yang perlu dilakukan yaitu peninjauan (reviewing) dan pelaporan.

Kegiatan peninjauan bertujuan untuk menentukan kelayakan dan keefektifan sebuah program, melihat kemampuan siswa, dan mengidentifikasi strategi yang efektif pada masa persiapan transisis. Idealnya, setiap program pembelajaran individual ditinjau paling tidak setahun sekali.

Hasil peninjauan program pembelajaran kemudian dijadikan dasar dari pembuatan program pembelajaran individual berikutnya. Jadi, saat siswa naik kelas, guru di tingkat berikutnya tidak perlu membuat program dari awal. Guru hanya perlu melanjutkan program berdasarkan evaluasi terhadap kemajuan siswa sehingga ada keberlanjutan dalam proses pembelajaran individual pada siswa berkebutuhan khusus.

Kelebihan dan Kekurangan Program Pembelajaran Individual

Setiap program pembelajaran pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan, termasuk program pembelajaran individual ini. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangannya.

1. Kelebihan Program Pembelajaran Individual

  • Memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing.
  • Memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar sehingga dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dalam waktu yang lebih cepat.
  • Meningkatkan kemampuan siswa dalam hal membaca pemahaman dan membaca kritis.
  • Membentuk kebiasaan mandiri dan tidak tergantung kepada bantuan orang lain.

2. Kekurangan Program Pembelajaran Individual

  • Peran guru tidak bisa digantikan sepenuhnya oleh uraian tertulis.
  • Berkurangnya kegiatan dalam kelompok karena fokus pada pembelajaran individu atau perorangan.
  • Keterampilan menyimak dan berbicara sedikit terabaikan.
  • Membutuhkan biaya yang cukup besar dan waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan modul atau paket belajar siswa.

Demikian penjelasan terkait program pembelajaran individu, semoga dapat dipahami dan bermanfaat!
Apakah bapak/ibu guru sedang mencari aplikasi ujian online? Itu artinya bapak.ibu guru harus menggunakan aplikasi Ujione. Aplikasi ujian online dengan berbagai fitur mumpuni menjadikan proses pelaksanaan ujian lebih efektif dan efisien. Gratis selama 30 hari dengan dukungan fitur penuh. Tertarik menggunakan? Daftar sekarang!

Mudah mengadakan ujian online serentak dengan Ujione
Dilengkapi juga dengan Quiz, Tugas serta Bank Soal

Trial 30 Hari. Daftar Sekarang
Aplikasi Ujian Online Berbasi Cloud Buatan Indonesia
Jln Godean KM 4,5. Ruko Godean Permai KAV 3, Sleman, DI Yogyakarta, Indonesia
© Copyright PT Jetorbit Teknologi Indonesia.
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram