Saat belajar di bangku sekolah, ada beberapa jenis mata pelajaran yang perlu dipelajari, salah satunya adalah mata pelajaran muatan lokal (mulok). Mulok merupakan program pendidikan yang disajikan dalam bentuk mata pelajaran di mana materi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, sosial, budaya, hingga kebutuhan suatu daerah.
Setiap siswa di masing-masing daerah wajib mempelajari mata pelajaran ini. Lalu apa yang dimaksud dengan mulok dan bagaimana cara mengembangkan mata pelajaran ini dalam kurikulum merdeka? Berikut adalah ulasan lengkapnya!
Muatan Lokal (Mulok) menurut Pusat Pengembangan Kurikulum adalah sebuah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi yang terdapat dalam suatu daerah. Hal ini termasuk juga tentang keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
Substansi dari mata pelajaran mulok dapat ditentukan oleh sekolah, dengan menyesuaikan karakteristik daerah masing-masing. Pemerintah daerah juga diberikan kewenangan luas dalam menentukan mata pelajaran mulok ini.
Pengertian muatan lokal juga dimuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. Definisi muatan lokal tercantum dalam Pasal 1 ayat 1 dan 2, “Muatan lokal adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK, yang isinya berupa muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal”.
Selanjutnya dalam Pasal 2 (1), muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran, tentang potensi dan keunikan lokal, yang bertujuan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat mereka tinggal.
Tidak hanya itu, definisi muatan lokal juga terdapat dalam Pasal 37 (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni muatan lokal adalah bahan kajian yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggal mereka.
Tujuan mata pelajaran mulok bagi siswa berdasarkan Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013 antara lain:
Pada Kurikulum Merdeka Belajar, mata pelajaran muatan lokal diajarkan dengan tujuan:
Mata pelajaran mulok memiliki tiga sasaran pokok, di antaranya:
Mata pelajaran muatan lokal, seperti yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013 terdiri dari:
Selain beberapa hal di atas, mata pelajaran mulok juga dapat disesuaikan dengan ruang lingkup mulok, seperti yang dijelaskan oleh Asmani (2010:159).
Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan lingkungan alam, sosial ekonomi, dan sosial budaya yang ada di daerah tertentu. Kebutuhan daerah yang dimaksud adalah segala sesuatu yang diperlukan masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk keberlangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat daerah tersebut.
Ruang lingkup isi atau jenis mulok dapat berupa bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan mengenai berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta berbagai hal yang dianggap perlu dipelajari oleh daerah yang bersangkutan.
Pengembangan muatan lokal dalam kurikulum merdeka berdasarkan Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013 dikembangkan atas prinsip:
Adapun cara mengembangkan muatan lokal yang juga tertera dalam Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013 antara lain.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengintegrasikan muatan lokal ke dalam kurikulum merdeka.
Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat menetapkan materi muatan lokal yang dipetakan ke dalam mata pelajaran lainnya. Tentunya dalam mata pelajaran tertentu yang termasuk dalam kelompok B pada struktur kurikulum, yaitu mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK), serta Prakarya. Dengan begitu, materi muatan lokal dapat diberikan sebagai bagian dari mata pelajaran tersebut, dengan menggunakan waktu yang telah disediakan.
Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat mengintegrasikan materi muatan lokal dalam proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Misalnya, proyek pembelajaran dengan tema wirausaha dilakukan dengan mengeksplorasi potensi kerajinan lokal, proyek pembelajaran dengan tema perubahan iklim dapat dikaitkan dengan isu-isu lingkungan di wilayah tersebut, dan sebagainya.
Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat mengembangkan mata pelajaran khusus muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai bagian program intrakurikuler. Misalnya, diadakan mata pelajaran khusus bahasa dan budaya daerah, kemaritiman, pariwisata daerah, dan sebagainya, sesuai potensi daerah masing-masing. Dalam hal tersebut, beban belajar yang digunakan maksimum 72 Jam Pelajaran (JP) per tahun atau 2 JP per minggu.
Beberapa manfaat mengembangkan mata pelajaran mulok dalam kurikulum merdeka antara lain:
Dalam Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013, langkah-langkah mengembangkan muatan lokal dalam kurikulum merdeka dikembangkan dengan tahapan:
Demikian penjelasan terkait mata pelajaran mulok dalam kurikulum merdeka. Semoga bermanfaat.
Bagi bapak/ibu guru yang sedang mencari aplikasi ujian online, dapat menggunakan aplikasi Ujione. Pelaksanaan ujian akan semakin mudah karena Ujione menyediakan fitur-fitur yang dapat digunakan dalam proses pembuatan soal-soal ujian hingga proses evaluasinya. Tertarik menggunakannya? Daftar gratis sekarang juga!