Pernahkah kalian menulis di buku diary? Ya, dahulu menulis diary merupakan cara yang cukup efektif untuk bercerita. Di saat kita sedang senang, sedih, marah, kecewa, ada kalanya kita tidak ingin bercerita kepada siapapun dan kemudian berakhir menjadi sebuah catatan saja. Beberapa orang merasa menulis menjadi salah satu terapi untuk mengembalikan emosi yang sedang tidak stabil.
Saat ini, kegiatan menulis diary ini mulai beralih menjadi lebih baik. Lebih tertata, lebih rapi, sehingga proses melepaskan suatu perasaan bisa terwadahi dengan baik. Kegiatan ini dikenal dengan istilah journaling. Lalu apa sebenarnya journaling itu? Yuk simak ulasan lengkapnya sampai selesai!
Journaling adalah proses menuangkan seluruh pikiran dan perasaan ke dalam bentuk tulisan agar kita bisa memahaminya secara lebih jelas. Sederhananya, journaling hampir mirip dengan menulis diary. Kita bebas menulis apapun yang kita mau.
Kita bisa menulis terkait apa yang ada di pikiran, kejadian yang baru saja dialami, planning dan goals yang ingin dicapai, hingga emosi yang sedang dirasakan. Perbedaannya, ketika menulis diary, kita cenderung menuliskan hal-hal yang bersifat privasi dan menutup rapat-rapat diary itu dari orang lain. Sedangkan journaling, kita memiliki kebebasan untuk menulis apapun. Boleh yang bersifat privasi, boleh juga tidak. Boleh tentang kejadian masa lalu, boleh juga tentang rencana masa depan. Hasil journaling juga bisa dibagikan di media sosial.
Journaling bebas dilakukan kapan saja sesuai keinginan. Misalnya, setiap satu hari sekali atau setiap satu minggu sekali. Journaling juga boleh dilakukan di mana saja. Boleh menulis di kertas, di buku, maupun di gadget.
Meski bisa dilakukan di gadget, journaling menggunakan tangan, dalam hal ini pena dan kertas, ternyata lebih dianjurkan. Menurut Edouard Gentaz, profesor Developmental Psychology dari Universitas Geneva, menulis menggunakan tangan itu lebih kompleks dan perlu berbagai keterampilan.
Seperti merasakan pena dan kertas, menggerakkan alat tulis, serta mengarahkan gerakan dengan pikiran. Sedangkan mengetik di gadget atau laptop, cenderung melibatkan proses kognitif yang lebih sederhana karena kamu hanya perlu menekan tombol-tombol di keyboard.
Menulis di kertas atau buku juga membuat kita lebih bebas berekspresi. Menurut Roland Jouvent, kepala Adult Psychiatry di Rumah Sakit Pitié-Salpêtrière Paris, ketika kita menulis menggunakan tangan, ada unsur tarian dan melodi yang dilibatkan, sehingga tulisan kita akan memiliki emosi.
Oleh karena itu, journaling lebih dianjurkan dilakukan di kertas atau buku. Atau kalau tetap ingin menulis di gadget, kita bisa menulis menggunakan stylus daripada mengetik menggunakan keyboard.
Dengan mencatat segala perasaan, hal-hal yang sedang dipikirkan dan alami, akan membantu kita meluapkan emosi dalam diri. Berikut sejumlah manfaat journaling yang bisa didapatkan:
Salah satu manfaat journaling adalah dapat meningkatkan kesehatan mental. Menurut Dr. James Pennebaker, seorang psikolog dan ahli terkemuka di bidang Expressive Writing, journaling dapat menurunkan tingkat depresi dan anxiety, serta meningkatkan kualitas hubungan sosial manusia. Journaling juga membuat sel imun T-lymphocytes dalam tubuh menjadi semakin kuat, menurunkan tekanan darah yang tinggi, serta meningkatkan kualitas tidur seseorang.
Seorang psikoterapis dan ahli di bidang journaling, Maud Purcell, mengatakan bahwa kegiatan journaling melibatkan penerapan dari kedua belah otak kita sekaligus. Saat melakukan journaling, otak kiri kita yang cenderung rasional dan analitis akan sibuk berpikir. Di waktu yang sama, otak kanan kita yang cenderung kreatif, sensitif, dan intuitif, juga akan tetap aktif ‘bermain’ dan ‘berkelana’. Hal ini dapat membantu menghilangkan hambatan mental pada diri kita.
Journaling juga dapat membantumu lebih mengenali dirimu sendiri. Melalui journaling, kita bisa mempelajari tentang diri secara lebih dalam, juga dunia sekitar. Misalnya seperti, mengetahui hal-hal yang kita sukai dan tidak sukai, hobi, cita-cita, harapan, bahkan membantu mencapai goals dalam hidup.
Dengan journaling, kita akan terlatih untuk merasakan segala jenis perasaan yang timbul. Kita tidak perlu berpura-pura atau menutupi apa yang sedang dirasakan. Tulis saja berbagai perasaan itu ke dalam jurnal. Kita juga bisa memberikan gambar, warna, atau stiker saat melakukan journaling.
Selain bermanfaat bagi kesehatan mental, journaling juga dapat melatih kreativitas diri. Hal ini karena ketika melakukan journaling, kita dibebaskan untuk menulis apapun, kapanpun, dan bagaimanapun.
Kita juga bisa melatih kepekaan diri dalam menyadari segala hal yang terjadi dalam hidup dan mengidentifikasi seluruh emosi yang kita rasakan.
Journaling juga dapat membantu memperbaiki mood. Kita bisa merasa lebih damai, tentram, dan lebih mudah untuk mensyukuri berbagai hal yang terjadi dalam hidup.
Rutin menulis journaling juga menjadi cara yang bagus untuk mendokumentasikan momen-momen tertentu dan fase hidup. Saat kita membuat journaling menggunakan tangan, hal ini akan merangsang kumpulan saraf yang terletak di batang otak yang disebut Reticular Activating System (RAS). RAS berfungsi menerima semua informasi dari semua pancaindra dan menyaringnya. Nah, apabila informasi itu penting, maka akan disimpannya sebagai memori di otak.
Itulah beberapa hal terkait journaling, semoga bermanfaat. Jadi, kapan mau mulai journaling?
Bagi bapak/ibu guru yang sedang mencari aplikasi ujian online, dapat menggunakan aplikasi Ujione. Dikembangkan dengan fitur yang mumpuni, proses pelaksanaan ujian menjadi lebih mudah dan praktis. Tertarik menggunakan? Yuk, daftar sekarang!
