Mempelajari Teks Drama: Pengertian, Ciri, dan Kaidah Kebahasaannya

aplikasi ujian online

Siapa yang suka menonton pertunjukan drama? Apa yang membuat kalian tertarik dengan pementasan drama? Apakah tokohnya atau ceritanya?

Nah, baik cerita atau tokoh dalam sebuah drama tidak akan dapat hidup jika tidak ditulis dengan baik. Oleh karena itu, sebelum akhirnya terbentuk drama, teks drama sendiri sangat penting untuk melancarkan acara.

Pada artikel kali ini, akan dijelaskan terkait teks drama mulai dari pengertian, ciri, hingga jenisnya. Jadi, yuk langsung simak penjelasannya di bawah ini!

Pengertian teks Drama

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Sedangkan teks drama adalah bagian dari bentuk karya sastra yang berisi cerita tentang kehidupan yang dipamerkan atau ditunjukkan dalam bentuk tindakan atau perbuatan. Teks drama digunakan oleh aktor dan aktris dalam membuat gerakan dan dialog pada pementasan drama yang dipertunjukkan kepada banyak orang. 

Ciri-ciri Teks Drama

Young couple sharing their stories on white background. High quality photo

Ciri-ciri teks drama dapat digunakan untuk membedakan teks ini dengan teks lainnya. Selain itu, ciri-ciri drama juga menjadi tanda khusus pembeda dengan karya sastra lainnya. Berikut ini adalah ciri-ciri dari teks drama yang perlu diperhatikan:

  1. Teks drama memiliki cerita yang berbentuk dialog, baik yang dituturkan oleh narator maupun tokoh.
  2. Seluruh dialog yang terdapat dalam teks drama tidak menggunakan tanda petik.
  3. Teks drama memiliki beberapa petunjuk khusus untuk dilakukan oleh aktor dan aktris yang memerankan tokoh-tokoh dalam teks tersebut.
  4. Teks drama terletak di tas dialog atau di samping kiri dialog.
  5. Teks drama memuat banyak konflik dan aksi.
  6. Teks drama harus dilakonkan atau dipentaskan.
  7. Teks drama biasanya dapat dipentaskan dengan durasi kurang dari tiga jam.
  8. Teks drama tidak dapat diulang dalam satu masa tertentu.

Unsur-unsur Teks Drama

Terdapat beberapa unsur teks drama yang perlu diketahui, di antaranya:

  1. Alur, merupakan rangkaian cerita yang terjadi pada drama. Alur dapat dipahami sebagai pola dan keterkaitan peristiwa untuk menggerakkan cerita ke arah pertikaian dan penyelesaian cerita tersebut.
  2. Tokoh, merupakan pelaku yang memerankan seorang karakter dalam cerita.
  3. Penokohan, merupakan gambaran yang menceritakan tokoh tersebut.
  4. Latar, merupakan sebuah aspek ruang atau tempat, waktu, hingga suasana terjadinya peristiwa dalam sebuah teks drama.
  5. Tema, merupakan gagasan pokok yang didukung oleh jalinan unsur lainnya, misalnya seperti tokoh, alur, dan latar cerita dengan wujud sebuah dialog.
  6. Amanat, adalah pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca teks drama atau penonton pementasan drama.
  7. Aneka sarana kesastraan dan kedramaan yang mendukung penampilan pelaku dalam suatu drama, contohnya tata panggung dan tata rias.

Struktur Teks Drama

Old fashioned flat lay with letters writing accessories on dark wooden background. White sheets, pen, signet, package, ink. Vintage style, steampunk, gaslight concept. Magnifying glass and compass.

Struktur teks drama terdiri dari tiga bagian, meliputi prolog, dialog, dan epilog. Ketiganya bagian merupakan kerangka dari sebuah teks drama. Berikut struktur dari teks drama.

1. Prolog

Prolog atau dapat disebut kata pendahuluan atau kata-kata pembuka memiliki peran sebagai pengantar. Prolog biasanya berisi penjelasan gambaran umum tentang tokoh, konflik, latar belakang cerita, atau berbagai hal yang terjadi dalam drama. Dalam sebuah pementasan drama, prolog lebih sering disampaikan oleh narator atau dapat disebut juga dengan dalang. Meski begitu, terkadang prolog juga disampaikan secara khusus oleh tokoh tertentu dalam drama.

2. Dialog

Dialog dapat didefinisikan sebagai sebuah percakapan atau pembicaraan antara dua orang atau lebih. Dalam struktur teks drama, dialog memiliki peran yang sangat penting karena sebuah pementasan drama dibangun dengan menggunakan setiap dialog antar tokohnya.

Dalam teks drama, dialog juga dapat menyampaikan gambaran tentang perasaan dari para tokoh. Hal ini yang menjadikan pementasan drama perlu diperankan oleh aktor atau aktris yang dapat menjiwai karakter dan perasaan dari tokoh yang diperankan.Aktor dan aktris juga harus mampu mengucapkan dialog dari tokoh yang diperankan, misalnya menggunakan suara yang sesuai dengan perasaan dan watak dari karakternya.

Dialog dari struktur teks drama memiliki tiga bagian, meliputi orientasi, komplikasi, dan resolusi (denouement). Tiga bagian dialog tersebut kemudian dibagi lagi dalam beberapa babak dan adegan tertentu. Satu babak dalam sebuah teks drama umumnya mengandung cerita tentang sebuah peristiwa besar dalam dialog. Hal itu dapat dilihat dengan munculnya beberapa perubahan atau perkembangan dari peristiwa yang dialami oleh tokoh utama. Sedangkan, adegan dalam sebuah teks drama hanya mencakup satu pilihan-pilihan dialog dari setiap tokoh.

3. Epilog

Epilog adalah kata penutup dalam sebuah teks drama. Fungsi dari epilog untuk mengakhiri sebuah pementasan drama. Epilog dalam teks drama umumnya berisi simpulan, amanat, atau isi pokok dari teks drama. Seperti prolog, epilog umumnya juga disampaikan oleh narator atau dalang. Namun karena kebutuhan pementasan, sangat mungkin jika epilog disampaikan oleh tokoh dalam drama tersebut.

Kaidah Kebahasaan Teks Drama

Kaidah kebahasaan teks drama yang paling kuat adalah teks yang di dalamnya hampir semua berupa dialog atau tuturan langsung para tokohnya. Sehingga, kalimat-kalimat yang tersaji di dalamnya hampir semuanya berupa dialog atau tuturan langsung para tokohnya. Berikut adalah kaidah kebahasaan teks drama yang perlu diketahui.

  1. Teks drama berisi dialog.
  2. Banyak menggunakan tanda petik pada dialog
  3. Teks drama banyak menggunakan kata ganti orang ketiga, yaitu seperti dia, beliau, ia, -nya, dan lain sebagainya, khususnya pada bagian prolog dan epilog.
  4. Pada bagian dialog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua, misalnya aku, saya, kami, kita, dan kamu.
  5. Teks drama banyak menggunakan konjungsi temporal atau keterangan waktu, misalnya yaitu sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian, dan lain sebagainya.
  6. Teks drama banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa, misalnya seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat, dan lain sebagainya.
  7. Teks drama banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, misalnya seperti merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami, dan lain sebagainya.
  8. Teks drama banyak menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana, misalnya yaitu ramai, bersih, baik, gagah, kuat, dan lain sebagainya.

Contoh Teks Drama

Lomba Memasak

Reni, Ria, Untari, dan Susi sedang duduk-duduk di teras rumah Ria. Di atas meja terhidang minuman dan sepiring pisang goreng. Peristiwa itu terjadi pada suatu sore hari.

Reni: “Bagaimana Ri, kau sudah mendapat ide?”

Ria: (Penuh tanda tanya). “Sebetulnya sudah, tapi… apakah kalian setuju dengan ideku ini?”

Untari dan Susi: (Hampir bersamaan). “Coba katakan, apa idemu?”

Ria: “Begini (diam sebentar). Kita buat saja masakan dari bahan-bahan yang ada di sekitar kita. Kebetulan kami panen pisang dan singkong, kemarin. Nah, kita bisa memanfaatkan kedua bahan itu.”

Untari: “Tapi… apakah masakan kita tidak memalukan? Sebab, singkong dan pisang hanya bahan murah.”

Susi: “Benar pendapat Untari, tentunya kelompok kita akan membuat masakan dari bahan yang lebih baik dan lebih mahal.”

Reni: “Tetapi aku setuju dengan pendapat Ria. Dengan bahan yang sederhana kita pun dapat membuat makanan yang enak. Kebetulan kakakku pernah membuat makanan dari bahan singkong dan pisang. Jadi, kita dapat belajar dari dia.”

Ria: “Ya, ibuku pun pernah memasaknya, dan hasilnya… Kami semua senang.”

Untari: (Bernada khawatir). “Tapi… Bagaimana dengan kelompok lain?”

Susi: “Wah, mereka pasti akan memasak makanan yang enak dan mahal.”

Reni: “Ah, makanan mahal belum tentu enak rasanya. Dan kita harus mengingat kemampuan kita.”

Ria: “Betul kata Reni, sebaliknya makanan yang murah belum tentu tidak enak. Maka, sekarang kita putuskan saja, kelompok kita, kelompok II, akan membuat makanan dari bahan singkong dan pisang.”

Reni: “Ya, aku setuju, bagaimana Untari, dan kau Susi?”

Untari: (Bernada pasrah). “Bisa begitu… Ya sudahlah, aku setuju.”

Susi: “Aku juga setuju.”

Itulah penjelasan tentang teks drama, semoga dapat dipahami dan bermanfaat!
Teruntuk bapak/ibu guru yang sedang mencari aplikasi ujian online, dapat menggunakan Ujione. Selain mudah dan praktis, fitur yang ada di dalamnya juga sangat membantu bapak/ibu guru meringankan proses pelaksanaan ujian. Jadi, tunggu apalagi? Gunakan Ujione sekarang!

Mudah mengadakan ujian online serentak dengan Ujione
Dilengkapi juga dengan Quiz, Tugas serta Bank Soal

Trial 30 Hari. Daftar Sekarang
Aplikasi Ujian Online Berbasi Cloud Buatan Indonesia
Jln Godean KM 4,5. Ruko Godean Permai KAV 3, Sleman, DI Yogyakarta, Indonesia
© Copyright PT Jetorbit Teknologi Indonesia.
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram