Mengenal Hikayat: Pengertian, Ciri, dan Jenisnya

aplikasi ujian online

Apakah kalian menyukai cerita-cerita dari masa lalu seperti kisah Perang Bharatayudha, Perang Palembang, atau cerita yang berlatarkan istana dengan tokoh raja, prajurit, serta unsur-unsur kerajaan lainnya. Jika iya, itu artinya kalian sedang menyukai jenis cerita hikayat.  

Hikayat sendiri sebenarnya termasuk dalam salah satu jenis prosa yang berkembang sebelum cerpen dan novel. Selain di Indonesia, hikayat juga banyak berkembang di negara-negara melayu atau yang serumpun dengan Indonesia seperti  Filipina, Thailand, Brunei, dan Malaysia.

Lalu apa sih yang sebenarnya dimaksud dengan hikayat? Yuk simak ulasannya.

Pengertian Hikayat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hikayat merupakan karya sastra lama melayu yang berbentuk prosa. Hikayat berisi cerita, undang-undang, dan juga silsilah bersifat rekaan, keagamaan, biografis, maupun gabungan sifat-sifat yang dibaca sebagai pelipur lara, pembangit semangat, atau hanya sekedar meramaikan pesta.

Hikayat banyak ditulis dalam Bahasa Melayu karena berasal dari Melayu. Namun, sesampainya di Indonesia, hikayat mengalami proses adaptasi dan terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia dengan tujuan agar pembaca dapat lebih memahami isi dari hikayat tersebut.

Selain sebagai pelipur lara, hikayat juga ada yang sengaja ditulis untuk mendokumentasikan sesuatu, seperti silsilah kerajaan. Ada pula hikayat yang ditulis dengan jalan cerita yang dibuat-buat sesuai perintah dari raja. Tujuannya adalah untuk membuat para musuh merasa takut karena seolah-olah kerajaannyalah yang paling perkasa. Hal ini juga dilakukan untuk menjaga kerajaannya dari serangan musuh.

Ciri-ciri Hikayat

Sebagai salah satu bentuk cerita, hikayat memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan jenis cerita lain. Berikut adalah ciri-ciri hikayat:

  1. Menggunakan Bahasa Melayu lama.
  2. Pralogis artinya cerita yang ditulis terkadang sulit untuk diterima oleh akal pikiran.
  3. Pusat cerita berada di lingkungan istana atau biasa disebut dengan istana sentris.
  4. Cerita hikayat umumnya tidak diketahui dengan jelas siapa pengarangnya atau anonim.
  5. Statis artinya bersifat tetap dan baku.
  6. Memakai kata arkais yaitu kata-kata yang saat ini tidak lazim untuk digunakan, seperti kata hatta, sebermula, dan syahdan.
  7. Umumnya, hikayat bersifat tradisional atau digunakan untuk meneruskan kebiasaan dan budaya yang dianggap baik.
  8. Menggunakan bahasa klise atau bahasa yang digunakan berulang-ulang.
  9. Memiliki sifat didaktis agar dapat mendidik dengan cukup baik secara religi maupun moral.
  10. Bersifat magis karena pengarang membawa pembaca ke dalam dunia khayalan, sehingga pembaca juga turut berimajinasi secara indah.
  11. Mengisahkan cerita secara universal, misalnya terdapat adanya perang baik dengan perang buruk di mana nantinya peperangan itu akan memenangkan kebaikan dan bukan keburukan maupun kejahatan.
  12. Mempunyai akhir cerita yang bahagia.

Nilai-nilai dalam Hikayat

Hikayat mengandung berbagai macam nilai yang bermanfaat bagi kehidupan. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat, antara lain:

1. Nilai Moral

Nilai moral merupakan nilai yang berkaitan dengan akhlak atau sikap baik serta buruk manusia. Hikayat banyak mengandung nilai moral yang dapat dijadikan cerminan untuk bersikap dalam kehidupan sehari-hari.

2. Nilai Agama

Nilai agama merupakan nilai yang berkaitan dengan kepercayaan tokoh akan keberadaan Tuhan. Hikayat juga banyak mengajarkan nilai-nilai keagamaan yang dapat diterapkan dalam kehidupan untuk mempertebal iman.

3. Nilai Sosial

Nilai sosial merupakan nilai yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia. Hikayat mengajarkan manusia nilai-nilai sosial yang dapat melatih kita menjadi manusia sosial yang mampu bersosialisasi dengan sesama manusia lainnya dengan baik. 

4. Nilai Budaya

Nilai budaya merupakan nilai yang berkaitan dengan adat istiadat atau kebiasaan di suatu wilayah tertentu. Karena berasal dari Melayu, hikayat mengajarkan kita terkait kebudayaan Melayu.

Jenis Hikayat

Wat Phra That temple in Kamphaeng Phet Historical Park, UNESCO World Heritage site

Umumnya, hikayat mengangkat tema tentang sejarah, keagamaan, biografi, epos, dan cerita rakyat yang kental akan keajaiban. Keragaman cerita inilah yang kemudian membuat hikayat terbagi menjadi berbagai jenis yang bisa dibedakan dalam dua aspek, yaitu aspek historis dan aspek isi cerita.

Aspek Historis

Sebagian besar hikayat memang sering dituliskan dalam bahasa Melayu klasik, tetapi ada beberapa hikayat yang juga ditulis dalam bahasa lain. Hal ini terjadi karena hikayat  berasal dari beberapa negara dengan bahasa, latar belakang agama, dan sejarah yang berbeda. Maka dari itu, apabila dilihat dari aspek historis, hikayat dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya:

1. Melayu

Hikayat Melayu umumnya kental akan unsur agama Islam. Contoh hikayat Melayu yaitu “Hikayat Hang Tuah”, “Hikayat Indera Bangsawan”, “Hikayat Malim Demam”, dan “Hikayat Si Miskin”.

2. India 

Ciri dari hikayat India yang paling menonjol adalah adanya unsur keagamaan, yaitu agama Hindu. Kisah utama dalam hikayat Hindu, yaitu cerita “Sri Rama” dan “Mattabbhroto”. Seiring berjalannya waktu, dua kisah tersebut berkembang menjadi hikayat lainnya, seperti “Hikayat Pandawa Lima”, “Hikayat Perang Pandawa”, dan “Hikayat Bayan Budiman”.

3. Arab-Persia

Mayoritas agama yang dianut di Arab dan Persia adalah agama Islam. Oleh karena itu, hikayat-hikayat yang muncul juga bertema Islam dan mengandung nilai-nilai keislaman. Beberapa contoh hikayat Arab-Persia yaitu “Hikayat 1001 Malam”, “Hikayat Bachtiar”, dan “Hikayat Amir Hamzah”.

4. Jawa

Hikayat-hikayat Jawa memiliki kemiripan sifat, tokoh, dan alur seperti hikayat yang ada dalam hikayat India dan Arab. Hal ini karena budaya Jawa dipengaruhi oleh agama Islam dan Hindu. Percampuran budaya yang berbeda ini akhirnya melahirkan budaya baru. Beberapa contoh hikayat Jawa, yaitu “Hikayat Panji Semirang”, “Hikayat Cekel Weneng Pati”, dan “Hikayat Indera Jaya” yang diambil dari cerita Alingdarma.

Aspek Isi

Sementara itu, jika dilihat dari aspek isi ceritanya, hikayat dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Sejarah

Sesuai dengan namanya, hikayat ini sering kali berkisah tentang tokoh atau kejadian bersejarah. Walaupun berkisah tentang sejarah, hikayat tetap bersifat fiksi atau khayalan sang pujangga. Kisah dalam hikayat jenis ini biasanya dikaitkan dengan kisah-kisah sejarah yang pernah terjadi dalam suatu masa. Selain itu, bisa juga latar belakang peristiwa disesuaikan dengan kejadian yang terjadi dalam sejarah. Contohnya, seperti “Hikayat Patani”, “Hikayat Hang Tuah”, dan “Hikayat Raja-Raja Pasai”.

2. Biografi 

Biasanya, hikayat biografi hanya fokus pada seorang tokoh. Tokoh yang diangkat bisa diambil dari tokoh nyata maupun fiksi. Meskipun begitu, kisahnya menceritakan tentang kehidupan tokoh tersebut. Contohnya, seperti “Hikayat Abdullah” dan “Hikayat Indera Bangsawan”.

3. Agama 

Jenis hikayat ini menceritakan tentang tokoh agama, peristiwa keagamaan, maupun nilai-nilai hidup yang diajarkan dalam suatu agama. Contohnya, seperti “Hikayat Indera Putera”, “Hikayat Si Miskin”, “Hikayat 1001 Malam”, dan “Hikayat Bayan Budiman”.

4. Peristiwa

Hikayat peristiwa bercerita tentang sebuah peristiwa besar yang pernah terjadi tetapi penggambaran yang disajikan didramatisasi dengan keajaiban-keajaiban dan mukjizat. Contohnya, seperti “Hikayat Raja-Raja Pasai” dan “Hikayat Tanjung Lesung”.

5. Cerita

Hikayat cerita menekankan pada kisah yang diangkat, terutama tentang romansa percintaan. Umumnya, hikayat ini juga disertai dengan latar belakang sejarah. Contohnya, seperti “Hikayat Malin Kundang” dan “Hikayat Roro Jonggrang”.

Bentuk Hikayat

Setelah memahami beberapa jenis hikayat, selanjutnya kita akan belajar tentang bentuk-bentuk hikayat yang dilihat dari cara penggambarannya. Perhatikan penjelasan berikut, ya.

1. Cerita rakyat

Hikayat ini digambarkan dengan jenaka. Biasanya, hikayat cerita rakyat bercerita tentang asal usul suatu tempat atau benda. Contohnya, yaitu “Hikayat Rhang Manyang”.

2. Roman 

Hikayat roman berisi tentang kisah cinta dan kisah rumah tangga, misalnya “Hikayat Putroe Gumbak Meuh”.

3. Epos 

Hikayat epos berkisah tentang kepahlawanan seseorang. Salah satu contoh epos yang terkenal, yaitu “Hikayat Ramayana”.

4. Tambeh 

Hikayat tambeh bercerita tentang pedoman hidup sehingga seringkali kisahnya mengandung amanat yang bisa dipetik pembacanya. Contohnya, seperti “Hikayat Tambek Tujoh Blah”.

5. Chara 

Chara merupakan hikayat yang berfokus pada seorang tokoh terpuji. Bentuk hikayat ini juga termasuk dalam jenis hikayat biografi. Salah satu contohnya, yaitu “Hikayat Indera Bangsawan”.

Struktur Hikayat

19st century Psalter. Isolated over white with clipping path

Dalam menulis hikayat, perlu diperhatikan struktur penulisannya. Berikut adalah struktur penulisan dari teks hikayat, di antaranya yaitu:

1. Abstrak

Abstrak merupakan gambaran secara umum mengenai keseluruhan dari isi hikayat.

Namun, abstrak di dalam teks hikayat bersifat opsional, artinya boleh ada dan boleh juga tidak ada di dalam teks hikayat.

2. Orientasi

Orientasi ini berisi informasi terkait latar dari cerita atau peristiwa terjadi. Informasi yang dimaksudkan berkaitan dengan ihwal siapa, dimana, kapan, dan mengapa.

3. Komplikasi

Komplikasi berisi mengenai rangkaian sebuah peristiwa yang disusun secara kronologis, berdasarkan urutan waktu dengan mencangkup kejadian-kejadian utama yang dialami oleh tokoh. Selain itu, komplikasi juga berisi tentang konflik yang menjadi daya tarik dari sebuah cerita.

4. Resolusi

Resolusi berisi tentang pernyataan kesimpulan mengenai sebuah rangkaian peristiwa yang sudah diceritakan pada sebelumnya. Pada bagian ini juga terdapat sebuah konflik yang mulai reda dan kerap dikenal sebagai bagian pemecahan masalah.

5. Koda

Koda adalah kata-kata penutup yang mempunyai fungsi sebagai kesimpulan dan penegasan kembali mengenai sebuah pesan penting yang ada di dalam isi hikayat tersebut. Seperti halnya dengan abstrak, koda termasuk bagian yang opsional sehingga boleh ada maupun tidak dalam sebuah teks hikayat.

Itulah tadi informasi terkait hikayat. Semoga dapat dimengerti dan bermanfaat bagi teman-teman yang sedang ingin mempelajarinya!

Bagi bapak/ibu guru yang ingin melaksanakan ujian secara online, dapat menggunakan aplikasi ujian online, Ujione. Didukung dengan fitur yang mumpuni, pelaksanaan ujian menjadi lebih mudah dan efektif. Tersedia masa uji coba secara gratis juga agar bapak/ibu guru dapat mencoba terlebih dahulu. Menarik bukan? Yuk gunakan Ujione sekarang!

Mudah mengadakan ujian online serentak dengan Ujione
Dilengkapi juga dengan Quiz, Tugas serta Bank Soal

Trial 30 Hari. Daftar Sekarang
Aplikasi Ujian Online Berbasi Cloud Buatan Indonesia
Jln Godean KM 4,5. Ruko Godean Permai KAV 3, Sleman, DI Yogyakarta, Indonesia
© Copyright PT Jetorbit Teknologi Indonesia.
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram