Menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Membangun Kemandirian Belajar

aplikasi ujian online

Memiliki siswa yang aktif, kreatif, dan mandiri dalam belajar adalah salah satu keberhasilan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Meski begitu dalam prosesnya sendiri diperlukan banyak inovasi hingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Salah satu hal yang dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan belajar ini adalah penggunaan model pembelajaran. Model pembelajaran inkuiri sebagai salah satu model pembelajaran yang diyakini dapat menjadikan siswa berpikir kritis dan analitis sehingga mampu menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. 

Lalu apa sebenarnya model pembelajaran inkuiri itu? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Model Pembelajaran Inkuiri?

Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran berbasis aktivitas yang dalam penerapannya mampu mengaktifkan proses belajar siswa. Model pembelajaran ini dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa. Selain itu model pembelajaran inkuiri juga memungkinkan antarsiswa untuk berkolaborasi memecahkan suatu permasalahan.

Dalam proses pembelajaran dengan model ini, siswa diarahkan untuk mencari tahu secara mandiri terkait materi yang disajikan dengan cara mengajukan pertanyaan dan investigasi mandiri. Siswa memang dituntut untuk berpikir kritis, logis, dan mengidentifikasi masalah serta menemukan sendiri jawabannya dengan melibatkan kemmapuannya secara maksimal.

Perlu diingat bahwa model pembelajaran inkuiri ini bukanlah teknik atau praktik semata, melainkan sebuah proses yang dilakukan untuk menggali dan meningkatkan potensi siswa secara mendalam.

Manfaat Model Pembelajaran Inkuiri

Berikut adalah beberapa manfaat dari model pembelajaran inkuiri. 

  1. Mengembangkan keterampilan bertanya, penelitian, dan komunikasi siswa.
  2. Membantu siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir.
  3. Menjadikan siswa aktif dengan selalu mengajukan pertanyaan atas rasa penasaran yang mereka miliki.
  4. Meningkatkan keterampilan kolaborasi dan kerja sama antarpeserta didik atau kelompok untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
  5. Melatih siswa dalam memecahkan masalah, membuat solusi, dan mengatasi pertanyaan serta masalah di kehidupan nyata.
  6. Mengembangkan bakat, keterampilan berpikir kritis, serta meningkatkan keberhasilan belajar.
  7. Meningkatkan partisipasi dalam penciptaan dan perbaikan ilmu pengetahuan dalam belajar.

Ciri-ciri Model Pembelajaran Inkuiri

Menurut Sanjaya (2007) dalam Warmi (2016: 73), terdapat beberapa hal yang menjadi ciri utama dalam model pembelajaran inkuiri.

  1. Menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukannya, artinya model pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
  2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri hal-hal yang dipertanyakan. Hal ini menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri siswa, sehingga mereka tidak menjadikan guru sebagai subjek belajar, melainkan sebagai fasilitator dan motivator belajar bagi siswa.
  3. Mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Jenis-jenis Model Pembelajaran Inkuiri

Di Indonesia, model pembelajaran inkuiri dibagi menjadi tiga jenis. Berikut adalah penjelasannya.

1. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Jenis model ini menempatkan guru sebagai pembimbing siswa dalam melakukan kegiatan dengan cara memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Dalam hal ini, guru berperan aktif menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.

Inkuiri terbimbing cocok digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan model inkuiri. Pada jenis inkuiri ini, siswa dihadapkan pada tugas yang relevan untuk diselesaikan, baik melalui diskusi kelompok maupun individual. 

Guru akan banyak memberikan bimbingan lalu mengurangi intensitas bimbingan tersebut pada tahap-tahap berikutnya. Dengan begitu diharapkan siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat membuat siswa memahami konsep pelajaran matematika.

Selain itu, guru dapat memberikan bimbingan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Namun selama proses belajar berlangsung, guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru bisa mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk yang diperlukan oleh siswa.

2. Inkuiri Bebas (Free Inquiry)

Jenis model ini digunakan oleh siswa yang telah berpengalaman belajar dengan inkuiri. Inkuiri bebas menjadikan siswa belajar selayaknya ilmuwan. Siswa mendapatkan kebebasan untuk menentukan, menemukan, dan menyelesaikan masalahnya sendiri.

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru hanya sedikit dalam memberikan bimbingan bahkan mungkin tidak memberikan arahan sama sekali. Metode yang umum digunakan pada jenis model inkuiri ini adalah inkuiri role approach yang melibatkan siswa dalam kelompok tertentu. Setiap kelompok memiliki tugas sebagai koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data, dan pengevaluasian proses.

3. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (Modified Free Inquiry)

Jenis inkuiri ini merupakan kolaborasi dari dua inkuiri sebelumnya, yaitu inkuiri bebas dan terbimbing. Namun, permasalahan yang dijadikan sebagai topik tetap beracuan dengan kurikulum yang telah digunakan. Itu berarti, dalam jenis inkuiri ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki sendiri.

Guru akan memberikan permasalahan kepada siswa untuk dipecahkan dan tetap membimbing siswa selama proses pemecahan masalah. Guru membatasi jumlah bimbingan agar siswa dapat menemukan sendiri solusi dari masalah yang dihadapinya. 

Apabila terdapat siswa yang kesulitan, maka guru dapat membimbing secara tidak langsung dengan memberikan contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.

Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Berikut adalah langkah-langkah penerapan model pembelajaran inkuiri yang perlu diperhatikan.

1. Orientasi

Orientasi merupakan langkah pertama untuk membangun suasana belajar yang kondusif dan responsif. Guru akan melakukan pengkondisian terhadap siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dilakukan guru pada tahap ini antara lain:

  • Menjelaskan topik yang akan dipelajari beserta tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
  • Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik.
  • Menjelaskan pentingnya topik pembelajaran dan kegiatan belajar. Hal ini sekaligus digunakan untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa.

2. Merumuskan Masalah

Pada langkah ini, guru mengajak memberikan masalah yang mengandung teka-teki kepada siswa. Masalah yang disajikan diharapkan mampu membawa siswa untuk berpikir kritis sehingga mampu memecahkan teka-teki yang dimaksud. 

3. Merumuskan Hipotesis

Selanjutnya, guru berusaha untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis siswa dengan mengadakan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa agar mampu merumuskan jawaban sementara. 

4. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data merupakan kegiatan mencari informasi untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Pengumpulan data termasuk dalam proses mental yang sangat penting untuk mengembangkan kemampuan intelektual, khususnya pada model pembelajaran inkuiri ini. 

Proses mengumpulkan data tidak hanya memerlukan motivasi belajar yang kuat, tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikir. Oleh karena itu, peran guru dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat memacu siswa agar dapat berpikir kritis dan mendapatkan informasi yang diperlukan.

5. Menguji Hipotesis

Tahap ini merupakan tahap menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai data atau informasi yang telah diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Proses menguji hipotesis berarti proses mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara rasional. Kebenaran jawaban tidak hanya didasarkan pada argumentasi semata, namun harus didukung dengan data dan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan.

6. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan semua hasil temuan yang telah diperoleh dari hasil pengujian hipotesis. Perumusan kesimpulan ini juga merupakan tujuan dari pembelajaran dengan model inkuiri ini. Agar mendapatkan kesimpulan yang akurat, maka guru diharapkan dapat menunjukkan kepada siswa data mana saja yang relevan.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri

Tidak ada model pembelajaran yang sempurna di dunia pendidikan, termasuk dengan model pembelajaran inkuiri. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya, model pembelajaran ini tetap memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut uraiannya.

1. Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri

  • Mampu membentuk dan mengembangkan self-concept pada diri siswa sehingga siswa dapat mengerti konsep dasar dan ide-ide dengan lebih baik.
  • Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar.
  • Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur, dan terbuka. 
  • Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. 
  • Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. 
  • Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. 
  • Mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 
  • Memberi kebebasan siswa untuk belajar secara mandiri.
  • Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar tradisional. 
  • Memberikan waktu secukupnya pada siswa sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

2. Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri

  • Sebagian siswa mungkin akan bersikap pasif dan hal ini justru menghambat jalannya proses pembelajaran dengan model ini.
  • Tuntutan peran yang terlalu tinggi menyebabkan siswa kurang mampu menjalankan perannya dengan baik.
  • Persiapan dan penjelasan yang kurang dari guru dapat menghambat proses pembelajaran dengan model ini. Sebaiknya siswa diberi penjelasan yang cukup sebelum kegiatan belajar dimulai. Guru membantu persiapan sematang mungkin supaya proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
  • Siswa sering kali tidak bersedia untuk ikut serta dalam metode inkuiri yang telah dirancang, walaupun guru menganggap siswa tersebut mampu berperan serta. 
  • Kurang kompetennya guru dalam merancang dan mengendalikan metode inkuiri ini dapat menyebabkan terhambatnya proses pembelajaran.

Demikian penjelasan terkait model pembelajaran inkuiri, semoga bermanfaat. bapak/ibu guru juga dapat menerapkan model pembelajaran ini untuk memvariasi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Selamat mencoba!
Bagi bapak/ibu guru yang sedang mencari aplikasi ujian online yang mudah digunakan, dapat langsung menggunakan Ujione. Aplikasi ini mudah dan efektif karena dapat diakses pada perangkat apapun dan dimanapun. Selain itu, fitur-fitur yang mumpuni juga dapat menjadikan pelaksanaan ujian menjadi lebih efisien. Yuk coba sekarang juga!

Mudah mengadakan ujian online serentak dengan Ujione
Dilengkapi juga dengan Quiz, Tugas serta Bank Soal

Trial 30 Hari. Daftar Sekarang
Aplikasi Ujian Online Berbasi Cloud Buatan Indonesia
Jln Godean KM 4,5. Ruko Godean Permai KAV 3, Sleman, DI Yogyakarta, Indonesia
© Copyright PT Jetorbit Teknologi Indonesia.
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram