Pola asuh orang tua atau parenting sangat penting dalam membentuk karakter, kepribadian, dan kemampuan anak dalam menghadapi dunia. Saat ini ada banyak sekali pola pengasuhan yang bisa diterapkan oleh orang tua. Salah satunya adalah strict parents. strict parents atau pola pengasuhan yang cenderung cukup ketat, dipercaya oleh orang tua bisa membentuk perilaku baik dan menjadikan anak sebagai seorang yang hebat.
Namun, tahukah, bahwa ternyata pola pengasuhan ini justru bisa membawa dampak kurang baik pada kesehatan mental anak?
Ingin tahu lebih lengkap seputar strict parents? Baca selengkapnya di bawah ini!
Menurut sisi psikologi, strict parents merupakan orang tua yang memiliki standar tinggi terkait seorang anak, dan cenderung suka menuntut anak. Pola pengasuhan orang tua strict parents umumnya otoriter, ketat, banyak aturan dan pembatasan, serta cenderung kaku ketika menghadapi anak-anaknya. Strict parents yang otoriter ditandai dengan perilaku dingin, tidak responsif, dan tidak suportif terhadap anaknya. Peraturan yang mereka buat biasanya sangat ketat dan sewenang-wenang.
Orang tua yang tergolong ke dalam kategori strict parent tidak ingin melihat anaknya gagal. Sehingga tidak jarang dijumpai jika anak gagal atau tidak mencapai harapan, maka anak akan mendapatkan hukuman atau menerima konsekuensi yang tidak menyenangkan.
Anak dengan orang tua strict parents juga tidak mengizinkan anak untuk menyuarakan opini atau mempertanyakan keputusan yang telah dibuat orangtuanya.
Berikut adalah ciri-ciri orang tua dengan pola pengasuhan strict.
Sifat otoriter yang dimiliki orang tua strict membuat anak merasa dikekang sebab banyaknya peraturan yang harus dipatuhi anak, baik di dalam rumah atau di tempat umum. Selain itu, ada juga peraturan tidak tertulis yang mengharuskan anak untuk mengetahui tanpa diberitahu sebelumnya.
Strict parents tidak ragu untuk memberikan hukuman fisik kepada anak, seperti memukul, menendang, hingga menampar anak. Hukuman ini biasanya diberikan karena anak tidak mematuhi peraturan yang mereka buat.
Orang tua strict tidak memberikan ruang kepada anak untuk memilih. Mereka akan menetapkan aturan dan memaksa anak mengikuti cara yang telah ditentukan.
Dibanding memberi dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri pada anak, strict parents justru memilih untuk mempermalukan anak. Menurut mereka, cara tersebut dapat memotivasi anak agar menjadi lebih baik.
Strict parents umumnya menginginkan anak mereka bersikap baik tanpa perlu melakukan hal buruk. Namun, di saat yang sama mereka enggan menjelaskan mengapa anak harus menghindari perilaku buruk tersebut. Mereka cenderung tidak sabar dalam menjelaskan, dan justru memilih membuat aturan ketat yang memaksa anak untuk mematuhi tanpa mempertanyakannya.
Orang tua dengan pola asuh seperti ini cenderung tidak mempercayai anak untuk membuat keputusan atas kemauan sendiri. Dibanding membiarkan anak membuat keputusan sendiri dan menghadapi konsekuensi atas pilihannya, strict parents justru memilih untuk mengarahkan dan memastikan bahwa anak tidak akan membuat kesalahan.
Hanya ada warna hitam dan putih dalam pola pengasuhan strict parents. Hanya ada iya atau tidak untuk sebuah keputusan. Anak yang dibesarkan dengan pola pengasuhan ini tidak akan mendapatkan kesempatan bersuara atau paling tidak bernegosiasi.
Berdasarkan ulasan Mom Junction, tanda strict parents adalah orang tua tidak mengizinkan anak, terlebih anak remaja untuk menginap atau nongkrong di malam hari. Padahal, bagi anak remaja, pergi nongkrong ataupun keluar bersama teman-teman adalah hal yang paling dibutuhkan setelah menjalankan kegiatan belajar sepanjang hari. Dan larangan orang tua bisa membuat anak kehilangan kemampuan bersosialnya.
Pola pengasuhan strict parents sebaiknya dihindari jika arahnya sudah menuju pada otoriter. pasalnya , anak yang mendapat didikan di bawah orang tua seperti ini justru akan mengalami dampak buruk ke depannya. Berikut adalah beberapa dampak yang dialami anak dengan orang tua strict parents.
Sebuah studi yang dirilis dalam The Journal of Psychology mengemukakan bahwa anak yang diasuh strict parents cenderung tidak bahagia, merasa khawatir dan cemas, bahkan bisa menunjukkan gejala-gejala depresi.
Sebab anak tidak diberikan kepercayaan untuk menentukan pilihannya, maka akan ada kemungkinan mereka justru mencoba hal-hal yang membuat penasaran. Namun karena tidak ingin mendapatkan hukuman, maka anak akan cenderung berbohong dan menyembunyikan sesuatu.
Strict parents cenderung menggunakan kekerasan agar anak menuruti kemauan mereka. Hal ini yang secara tidak sengaja menurunkan sifat bully pada anak. Anak akan belajar bahwa mereka bisa menggunakan kekerasan dan paksaan untuk mendapatkan apa yang mereka mau dari temannya. Menurut penelitian yang dimuat dalam American Psychological Association, pola asuh otoriter dapat membuat anak menjadi tukang bully atau berteman dengan orang-orang yang suka bully.
Pola asuh yang mengekang dapat menimbulkan gangguan perilaku pada anak. Anak sangat mudah mencontoh perilaku orang tua yang mengasuh dengan gaya strict parents. Orang tua yang mendisiplinkan anak dengan kekerasan, paksaan, ancaman, serta hukuman membuat anak menirunya. Akhirnya, sifat anak yang muncul adalah pembangkang, pemarah, agresif, hingga impulsif.
Dalam jurnal Adolescence, remaja perempuan yang dididik oleh strict parents tidak mampu membuat keputusan sendiri saat bahkan saat diberikan kesempatan. Hal ini terjadi karena mereka kurang percaya diri. Memiliki orangtua dengan pola asuh strict parents membuat anak terbiasa didikte. Mereka merasa tidak percaya diri untuk membuat keputusan sendiri karena takut keputusan yang dibuat nantinya salah.
Salah satu sifat yang dimiliki anak dengan orang tua strict parents adalah agresif dan cenderung banyak tingkah. Mereka menjadi kurang mampu mengatur dirinya sendiri dan tidak memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah dengan efektif. Hal ini karena orang tua tidak pernah memberikan kesempatan pada anak untuk melakukannya.
Orang tua dengan pola asuh strict parents umumnya akan menuntut anak menjadi apa yang mereka inginkan. Mereka akan cenderung mengatur dan mengontrol hal-hal yang harus dilakukan anak, seperti kegiatan ekstrakurikuler apa yang akan diikuti, jadwal leas, hingga acara sosial yang umumnya sangat memberikan ruang kepada anak untuk bereksplorasi. Akibatnya, tidak hanya memberontak, anak dengan pola asuh ini juga akan memiliki motivasi dan inisiatif yang rendah.
Anak yang dibesarkan dengan pola pengasuhan strict parents yang otoriter cenderung lebih banyak mendapatkan penolakan dalam berteman. Selain itu, mereka juga akan memiliki hubungan yang bermasalah di masa depan. Hal ini terjadi karena anak kurang bisa mengatur emosi dan tidak memiliki keterampilan sosial yang baik sehingga hubungan yang terjalin pun kurang baik.
Itulah informasi terkait strict parents, semoga bermanfaat. Bagi para orang tua, bisa banget untuk lihat ke diri masing-masing lagi bagaimana dampak pola pengasuhan yang selama ini dijalankan. Apakah banyak lebihnya atau justru banyak kurangnya.
Bagi bapak/ibu guru yang akan melaksanakan ujian atau ingin mudah dalam proses penilaian siswa, dapat menggunakan aplikasi Ujione. Didukung fitur yang beragam, pengumpulan tugas, pengerjaan kuis hingga ujian juga menjadi lebih mudah. Dapat diakses di mana dan dengan perangkat apa saja membuat pelaksana dan peserta ujian tidak perlu repot untuk tinggal di waktu dan tempat yang sama. Kunjungi www.ujione.id untuk informasi lebih lengkap! Tersedia uji coba gratis 30 hari juga, lho!