Memiliki siswa yang aktif, kreatif, dan mandiri dalam belajar adalah salah satu keberhasilan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Meski begitu dalam prosesnya sendiri diperlukan banyak inovasi hingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Salah satu hal yang dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan belajar ini adalah penggunaan model pembelajaran. Model pembelajaran inkuiri sebagai salah satu model pembelajaran yang diyakini dapat menjadikan siswa berpikir kritis dan analitis sehingga mampu menemukan solusi dari masalah yang dihadapi.
Lalu apa sebenarnya model pembelajaran inkuiri itu? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran berbasis aktivitas yang dalam penerapannya mampu mengaktifkan proses belajar siswa. Model pembelajaran ini dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa. Selain itu model pembelajaran inkuiri juga memungkinkan antarsiswa untuk berkolaborasi memecahkan suatu permasalahan.
Dalam proses pembelajaran dengan model ini, siswa diarahkan untuk mencari tahu secara mandiri terkait materi yang disajikan dengan cara mengajukan pertanyaan dan investigasi mandiri. Siswa memang dituntut untuk berpikir kritis, logis, dan mengidentifikasi masalah serta menemukan sendiri jawabannya dengan melibatkan kemmapuannya secara maksimal.
Perlu diingat bahwa model pembelajaran inkuiri ini bukanlah teknik atau praktik semata, melainkan sebuah proses yang dilakukan untuk menggali dan meningkatkan potensi siswa secara mendalam.
Berikut adalah beberapa manfaat dari model pembelajaran inkuiri.
Menurut Sanjaya (2007) dalam Warmi (2016: 73), terdapat beberapa hal yang menjadi ciri utama dalam model pembelajaran inkuiri.
Di Indonesia, model pembelajaran inkuiri dibagi menjadi tiga jenis. Berikut adalah penjelasannya.
Jenis model ini menempatkan guru sebagai pembimbing siswa dalam melakukan kegiatan dengan cara memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Dalam hal ini, guru berperan aktif menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.
Inkuiri terbimbing cocok digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan model inkuiri. Pada jenis inkuiri ini, siswa dihadapkan pada tugas yang relevan untuk diselesaikan, baik melalui diskusi kelompok maupun individual.
Guru akan banyak memberikan bimbingan lalu mengurangi intensitas bimbingan tersebut pada tahap-tahap berikutnya. Dengan begitu diharapkan siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat membuat siswa memahami konsep pelajaran matematika.
Selain itu, guru dapat memberikan bimbingan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Namun selama proses belajar berlangsung, guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru bisa mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk yang diperlukan oleh siswa.
Jenis model ini digunakan oleh siswa yang telah berpengalaman belajar dengan inkuiri. Inkuiri bebas menjadikan siswa belajar selayaknya ilmuwan. Siswa mendapatkan kebebasan untuk menentukan, menemukan, dan menyelesaikan masalahnya sendiri.
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru hanya sedikit dalam memberikan bimbingan bahkan mungkin tidak memberikan arahan sama sekali. Metode yang umum digunakan pada jenis model inkuiri ini adalah inkuiri role approach yang melibatkan siswa dalam kelompok tertentu. Setiap kelompok memiliki tugas sebagai koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data, dan pengevaluasian proses.
Jenis inkuiri ini merupakan kolaborasi dari dua inkuiri sebelumnya, yaitu inkuiri bebas dan terbimbing. Namun, permasalahan yang dijadikan sebagai topik tetap beracuan dengan kurikulum yang telah digunakan. Itu berarti, dalam jenis inkuiri ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki sendiri.
Guru akan memberikan permasalahan kepada siswa untuk dipecahkan dan tetap membimbing siswa selama proses pemecahan masalah. Guru membatasi jumlah bimbingan agar siswa dapat menemukan sendiri solusi dari masalah yang dihadapinya.
Apabila terdapat siswa yang kesulitan, maka guru dapat membimbing secara tidak langsung dengan memberikan contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.
Berikut adalah langkah-langkah penerapan model pembelajaran inkuiri yang perlu diperhatikan.
Orientasi merupakan langkah pertama untuk membangun suasana belajar yang kondusif dan responsif. Guru akan melakukan pengkondisian terhadap siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dilakukan guru pada tahap ini antara lain:
Pada langkah ini, guru mengajak memberikan masalah yang mengandung teka-teki kepada siswa. Masalah yang disajikan diharapkan mampu membawa siswa untuk berpikir kritis sehingga mampu memecahkan teka-teki yang dimaksud.
Selanjutnya, guru berusaha untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis siswa dengan mengadakan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa agar mampu merumuskan jawaban sementara.
Mengumpulkan data merupakan kegiatan mencari informasi untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Pengumpulan data termasuk dalam proses mental yang sangat penting untuk mengembangkan kemampuan intelektual, khususnya pada model pembelajaran inkuiri ini.
Proses mengumpulkan data tidak hanya memerlukan motivasi belajar yang kuat, tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikir. Oleh karena itu, peran guru dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat memacu siswa agar dapat berpikir kritis dan mendapatkan informasi yang diperlukan.
Tahap ini merupakan tahap menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai data atau informasi yang telah diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Proses menguji hipotesis berarti proses mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara rasional. Kebenaran jawaban tidak hanya didasarkan pada argumentasi semata, namun harus didukung dengan data dan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan semua hasil temuan yang telah diperoleh dari hasil pengujian hipotesis. Perumusan kesimpulan ini juga merupakan tujuan dari pembelajaran dengan model inkuiri ini. Agar mendapatkan kesimpulan yang akurat, maka guru diharapkan dapat menunjukkan kepada siswa data mana saja yang relevan.
Tidak ada model pembelajaran yang sempurna di dunia pendidikan, termasuk dengan model pembelajaran inkuiri. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya, model pembelajaran ini tetap memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut uraiannya.
Demikian penjelasan terkait model pembelajaran inkuiri, semoga bermanfaat. bapak/ibu guru juga dapat menerapkan model pembelajaran ini untuk memvariasi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Selamat mencoba!
Bagi bapak/ibu guru yang sedang mencari aplikasi ujian online yang mudah digunakan, dapat langsung menggunakan Ujione. Aplikasi ini mudah dan efektif karena dapat diakses pada perangkat apapun dan dimanapun. Selain itu, fitur-fitur yang mumpuni juga dapat menjadikan pelaksanaan ujian menjadi lebih efisien. Yuk coba sekarang juga!