Istilah micro teaching umum digunakan bagi mahasiswa calon guru sebelum melakukan praktik keterampilan mengajar ataupun saat akan melamar menjadi seorang guru. Micro teaching dilakukan untuk mengetahui sejauh mana seorang guru efektif dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.
Hal yang sangat wajar apabila seseorang yang akan akan melakukan micro teaching merasa gugup dan tidak percaya diri. Namun, dampak dari ketidak tenangan tersebut justru dapat membuat pembelajaran menjadi tidak menarik dan menyenangkan. Untuk itu perlu keterampilan yang harus diperhatikan agar mengajar micro teaching selalu menarik dan menyenangkan.
Micro teaching, dikenalkan pertama kali di Universitas Stanford, Amerika serikat pada tahun 1963. Disebut micro teaching karena pembelajaran dilakukan dalam waktu dan jumlah siswa yang terbatas. Hanya ada beberapa orang di dalam satu kelas.
Menurut Sukirman, micro teaching merupakan sebuah pembelajaran menggunakan salah satu pendekatan, atau cara dalam melatih penampilan mengajar yang dilakukan dengan cara mikro atau disederhanakan. Penyederhanaan ini berafiliasi dengan setiap konsep pembelajaran, misalnya asal segi waktu, materi, jumlah siswa, jenis keterampilan dasar mengajar yang dilatihkan, penggunaan metode dan media pembelajaran, dan unsur-unsur pembelajaran lainnya. Sedangkan menurut Sardiman, micro teaching adalah kegiatan yang dilakukan untuk menaikkan performa yang menyangkut pada keterampilan dasar dalam mengajar atau latihan pada mengelola interaksi pada belajar serta mengajar.
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa bagian terpenting dalam micro teaching adalah praktik mengajar sebagai bentuk yang konkret, yang ditampilkan dengan kompetensi yang sudah dibekalkan kepada para calon guru atau bahkan guru itu sendiri. Kegiatan micro teaching ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan dasar seorang calon guru dalam mengajar. Selain itu, dengan melaksanakan micro teaching, diharapkan calon guru mampu menguasai empat kompetensi dasar, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
Adapun tujuan dilaksanakannya micro teaching adalah sebagai berikut.
Pada dasarnya, mengajar micro teaching tidak berbeda jauh dengan pembelajaran sebenarnya yang dilakukan oleh seorang guru di dalam kelas. Meski dilaksanakan dalam waktu yang terbatas dan kegiatan yang disederhanakan, micro teaching harus tetap mencakup semua unsur dalam pembelajaran.
Dimulai dari kegiatan awal yang berisi apersepsi, kegiatan inti, hingga penutup. Sebelum melaksanakan micro teaching, baik guru maupun calon guru harus mengetahui bahwa sejumlah aspek khusus dan khas yang terdapat dalam pembelajaran mikro. Hal ini agar guru dan calon guru dapat memahami aspek-aspek tersebut dan mampu memaksimalkan peningkatan keterampilan khusus dalam mengajar.
Berikut akan disampaikan keterampilan apa saja yang diperlukan dalam micro teaching, agar pembelajaran menarik dan menyenangkan.
Meski terdengar dan terlihat mudah dilakukan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah keterampilan pertama yang perlu dimiliki oleh seorang calon guru. Dalam membuka pelajaran, guru harus mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Dan pada saat menutup, guru juga harus memastikan bahwa seluruh siswa sudah memahami materi yang diajarkan. Meskipun harus dilakukan secara singkat, tetapi bagian ini tidak boleh dilewati pada saat micro teaching.
Keterampilan selanjutnya adalah seorang calon guru yang menjalani micro teaching harus menyajikan pembelajaran secara bervariasi. Seperti menggunakan metode yang sesuai dengan materi ajar, ataupun menggunakan media yang mampu menarik perhatian siswa. Waktu yang terbatas bukan alasan untuk melewatkan keterampilan ini. Justru seorang guru sedang ditantang untuk membuat proses belajar tetap menyenangkan walau waktu yang tersedia singkat.
Keterampilan ketiga adalah keterampilan yang memang seharusnya dimiliki oleh para calon guru, yaitu menyampaikan dan menjelaskan materi. Namun ingat, jangan hanya menjadi guru yang menjelaskan ulang materi yang sudah tertera di buku ajar. Seorang calon guru harus belajar terkait karakter siswa dan menjelaskan materi sesuai dengan karakter tersebut. Dengan demikian, siswa bisa lebih mendapatkan pengalaman belajar yang tidak monoton. Itu mengapa menyampaikan dan menjelaskan materi membutuhkan keterampilan khusus.
Bertanya merupakan keterampilan yang juga harus dimiliki seorang calon guru yang sedang melaksanakan micro teaching. Seorang guru harus tetap memperhatikan cara bertanya kepada siswa. Pastikan pertanyaan yang terlontar mampu membuat siswa lebih aktif selama proses pembelajaran.
Keterampilan ini membantu guru atau calon guru untuk mendorong siswa dalam meningkatkan kualitas tingkah laku yang dimiliki. Hal ini baiknya dilakukan di dalam maupun di luar kelas.
Selanjutnya adalah keterampilan mengelola kelas. Keterampilan ini mencakup keterampilan yang bersifat kuratif juga preventif. Untuk itu, seorang guru atau calon guru diharapkan mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga perhatian siswa bisa terpusat pada penjelasan guru. Dengan demikian, materi yang akan disampaikan pun akan lebih mudah diterima karena siswa fokus pada kegiatan belajar.
Keterampilan berikutnya adalah keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Tidak jarang, saat di kelas, seorang guru harus mengajar kelompok kecil bahkan perorangan. Sebelum terjun ke lapangan, calon guru dapat melakukannya terlebih dahulu melalui micro teaching.
Kegiatan diskusi yang dilakukan dalam proses pembelajaran membuat suasana kelas menjadi lebih hidup dan mampu meminimalisir kebosanan siswa. Oleh karena itu penting bagi seorang guru untuk mengadakan diskusi antarsiswa atau antarkelompok. Hal ini menyebabkan guru juga harus memiliki keterampilan membimbing diskusi kelompok. Pada micro teaching, meski waktu yang tersedia terbatas, bukan hal mustahil untuk membuat kelompok-kelompok diskusi denagn guru sebagai pembimbingnya.
Agar kegiatan micro teaching dapat berjalan dengan lancar, maka calon guru maupun guru perlu melakukan beberapa tips berikut.
Itulah tadi uraian terkait micro teaching. Semoga bisa bermanfaat untuk para calon guru yang mungkin akan melakukannya. Ingat, meskipun pelaksanaannya sederhana dan waktu yang disediakan terbatas, micro teaching tetap harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik.
Bagi bapak/ibu guru yang ingin menjalankan proses pembelajaran dengan pengalaman berbeda, dapat mencoba menggunakan aplikasi Ujione. Tersedia fitur lengkap yang memfasilitasi kegiatan belajar hingga ujian. Tidak perlu repot menyiapkan server sendiri, Ujione sudah bisa langsung digunakan dengan mudah di berbagai perangkat apapun. Tertarik menggunakannya? Dapatkan informasi lebih lengkapnya di www.ujione.id