TGT atau Teams Games Tournament adalah salah satu jenis pembelajaran kooperatif yang cukup terkenal dan sering digunakan dalam proses pembelajaran. TGT mudah diterapkan dan mampu melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus memandang perbedaan status. TGT menmungkinkan siswa untuk belajar lebih rileks namun tetap melatih rasa tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.
Secara lebih terperinci, kenali TGT melalui artikel ini.
Menurut Slavin (2015:163), TGT adalah bagian dari pembelajaran kooperatif yang menggunakan turnamen akademik, kuis, dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.
Sedangkan menurut Isjoni (2013:83), TGT merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif yang terbentuk ke dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 hingga 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku, dan ras yang berbeda.
Hampir mirip dengan dua tokoh sebelumnya, Wyk (2011:185-186) juga menyampaikan bahwa TGT termasuk model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari empat hingga lima siswa yang sifatnya heterogen mulai dari kemampuan peserta didik, jenis kelamin dan kinerja akademik di kelas. Sementara itu, kegiatan TGT berbentuk turnamen akademik di mana peserta didik bersaing melawan anggota tim lainnya untuk mendapatkan poin, kelompok dengan poin tertinggi akan jadi pemenang.
Berdasarkan pemaparan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Teams Games Tournament (TGT) adalah model pembelajaran kooperatif yang berisi turnamen akademik dengan melibatkan aktivitas seluruh siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda.
Menurut Shoimin (2014:205-207) langkah-langkah model pembelajaran TGT adalah sebagai berikut.
Guru menyampaikan materi, tujuan pembelajaran, pokok materi, dan penjelasan singkat terkait lembar kerja siswa dengan pengajaran langsung atau dengan metode ceramah. Pada tahap ini, siswa harus benar-benar memahami materi untuk membantu mereka dalam kerja kelompok maupun game.
Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil dengan anggota antara 4 sampai 5 orang berdasarkan kriteria kemampuan dari ulangan harian, jenis kelamin, etnik, dan ras. Kelompok yang telah terbentuk bertugas mempelajari lembar kerja. Kegiatannya berupa mendiskusikan masalah-masalah, membandingkan jawaban, memeriksa, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok melakukan kesalahan.
Permainan dimainkan di meja turnamen oleh 3 orang siswa yang mewakili tim atau kelompoknya masing-masing. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan nomor tersebut Siswa yang menjawab benar akan mendapat skor yang nantinya dikumpulkan untuk turnamen atau lomba mingguan.
Kegiatan ini dilakukan setiap akhir minggu setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja yang disediakan. Siswa dibagi ke dalam
beberapa meja turnamen. Tiga peserta didik dengan pencapaian yang paling baik dikelompokkan pada meja I, tiga peserta didik selanjutnya pada meja II, dan seterusnya.
Guru mengumumkan kelompok yang menang setelah mengikuti tournament, masing-masing kelompok akan mendapat hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Nah, itulah tadi ulasan terkait model pembelajaran TGT, semoga bisa berguna untuk semua pihak yang membutuhkan informasi ini. Jadi, apakah bapak/ibu guru tertarik menggunakan model pembelajaran ini sebagai alternatif penyegaran kegiatan belajar mengajar?